KAMPAR (RP) - Ketika sebagian besar manusia larut dalam pesta pora merayakan pergantian tahun baru, lain halnya dengan para pejabat di Kampar.
Lebih kurang 300 orang pejabat eselon II, III dan IV di lingkungan Pemkab Kampar justru bermalam ‘’setahun’’ di masjid yang berada dalam Lembaga Pemasyarakatan (LP) Klas IIb Bangkinang.
Kegiatan yang disebut iktikaf tersebut dipimpin langsung oleh Bupati Kampar H Jefry Noer mulai Selasa petang (31/12) hingga Rabu pagi (1/1).
Turut hadir pada malam pengajian di LP Bangkinang Ketua TP PKK Kampar Hj Eva Yuliana SE beserta putra-putri tercintanya.
Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh bupati beserta para pejabat lainnya adalah ibadah, mengikuti ceramah, bertahajjud, bermuhasabah, dan bersillaturrahim.
Bupati mengajak seluruh pejabat Pemkab Kampar untuk merenungkan berbagai hal yang telah dilaksanakan selama ini, sekaligus memasang tekat untuk memperbaiki diri.
‘’Mungkin selama ini kita masih banyak kesalahan, untuk itu kita harus berusaha terus menerus memperbaiki diri,’’ ujar bupati.
Kesempatan berkumpul bersama para pejabat Kampar tersebut juga dimanfaatkan oleh bupati untuk berpesan kepada seluruh pejabat Kampar untuk meningkatkam pengawasan terhadap anak-anak agar terhindar dari jerat narkoba.
Kepala Dinas Kehutanan (Kadishut) Kabupaten Kampar Ir H M Syukur menyampaikan, bahwa kegiatan iktikaf di masjid LP pada malam tahun baru merupakan hal yang sangat positif dan patut untuk diikuti oleh para pejabat Kampar.
‘’Dari pada berfoya-foya, lebih bagus beriktikaf, kita bisa merenung dan introspeksi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik,’’ ujar Syukur.
Senada dengan Syukur, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Kampar H Chairullah Chan SH kepada Riau Pos, Rabu (1/1) menyebutkan, bahwa iktikaf digelar sebagai salah satu cara untuk menghindarkan diri dari sikap hura-hura.
Iktikaf sekaligus memberikan contoh pada anak-anak bahwa dalam menyambut tahun baru tidak harus dengan berpesta pora.
‘’Saya sangat merasakan manfaatnya, apalagi isi ceramah dari tim penceramah yang terlibat dalam iktikaf sangat menggugah hati. Penceramah menjelaskan bagaimana perbedaan kebiasaan umat Islam dengan kaum Yahudi. Apalagi iktikafnya dilaksanakan di LP pula,’’ ucapnya.
Di samping itu, lanjutnya, dalam iktikaf yang khusus di LP Bangkinang ini juga sekaligus menjadi hikmah untuk melihat langsung bagaimana kehidupan dan kebersamaan di LP.
‘’Kami tidur jam 23.00 WIB, kemudian bangun pukul 03.00 WIB untuk tahajjud dan bermuhasabah hingga subuh. Setelah subuh mengikuti ceramah kembali,’’ tambahnya.(adv/a)