Ratusan Rekanan Bengkalis Demo Rumah Bupati dan Sekda

Riau | Senin, 02 Januari 2012 - 10:44 WIB

BENGKALIS (RP) - Jumat (30/12) malam, menjadi catatan sejarah dan pertama sekali terjadi. Rumah Dinas Bupati, Ketua DPRD, dan Sekda didatangi ratusan rekanan yang hendak melakukan pengurusan termin dan pemasukan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).

Demo ratusan rekanan menjelang akhir tahun tersebut disebabkan terhentinya pengurusan administrasi di bagian keuangan Setdakab Bengkalis.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Pantauan di lapangan, Jumat (30/12), ratusan rekanan dari siang hingga malam memadati kantor bupati.

Tepatnya di ruang penerbitan SP2D Setdakab Bengkalis. Ratusan kendaraan terparkir di halaman kantor.

Belasan petugas keamanan dari Polres dan Polsek Bengkalis mulai dari pakaian dinas, dan bebas turut berjaga-jaga.

Tepat pukul 21.00 WIB, tiba-tiba suasana ricuh, para rekanan yang semula duduk menunggu di ruang tunggu penerbitan SP2D berhamburan keluar kantor, sambil mengutarakan kalimat-kalimat kasar, mereka meminta Pemkab untuk mengambil kebijakan agar proses pencairan dana proyek mereka.

‘’Pengurusan administrasi SP2D dihentikan, bagian keuangan tidak mau menerimanya lagi dengan alasan sentral perbankan sudah menutup jaringan pencairan dana,’’ kata Santos, salah seorang rekanan yang sibuk melakukan pengurusan SP2D miliknya.

Kondisi itu tidak saja dialami Santos, namun hampir sekitar 400 lebih rekanan yang berada di halaman kantor bupati.

Sehingga, akhirnya mereka memutuskan untuk mendatangi rumah dinas bupati, di Gang Dahlia.

Ratusan rekanan bergegas ke luar kantor bupati dan spontan menyalakan kendaraan roda dua milik mereka.

Ada juga yang menggunakan kendaraan roda empat dengan mengarahkan aksi demo mereka ke rumah dinas bupati.

Di rumah dinas bupati, para rekanan yang berdiri tampak bersitegang dengan penjaga pintu masuk rumah.

Kebetulan malam itu, jam sudah menujukkan pukul 10.30 WIB dan bupati tidak berada dikediamannya.

Tak puas dengan kondisi tersebut, ratusan rekanan baik fisik maupun konsultan malam itu juga spontan bergerak menuju ke rumah Ketua DPRD, namun tetap saja tidak mendapat jawaban atau keputusan apakah SP2D mereka bisa diterbitkan atau tidak.

Akhirnya, para demonstran yang didominasi rekanan baik dari Bengkalis maupun luar Bengkalis tersebut mendatangi rumah Sekdakab Bengkalis H Asmaran Hasan.

Di tempat tersebut para rekanan mulai terpancing emosi, dan sempat puluhan rekanan berupaya menerobos masuk halaman rumah Sekdakab dan menggedor pintu rumah.

Kendati demikian tetap saja suasana tidak berubah. Untungnya di lokasi demo, ada aparat Polres Bengkalis yang dipimpin Kabag Sumda Polres Bengkalis Kompol Setiyadi SPd da Kapolsek Bengkalis Kompol Anwit Rizal.

‘’Kita tidak bisa memberikan gambaran mengenai masalah ini. Ada baiknya bapak-bapak menemui bupati atau Sekda siang besok. Ini sudah larut malam, dan kebetulan bapak Sekda sedang dalam kondisi sakit,’’ kata Kompol Setiyadi menyarankan agar rekanan menyelesaikan masalah ini siang besok.

Perbankan Tetap Berupaya

Kepala Bank Riau-Kepri Cabang Bengkalis Asari mengatakan, sesuai dengan aturan perbankan, Jumat (30/12) tersebut sudah seharusnya SP2D diterima pihak Bank Riau, karena seluruh perbankan hari Sabtu (31/12), semuanya sudah selesai melakukan pengurusan pencairan dana. Kebetulan akhir tahun 31 Desember 2011 tersebut bertepatan pada hari Sabtu.

‘’Satu-satunya perbankan yang masih sibuk melakukan pengurusan pencairan dana proyek itu hanya di Bengkalis, untungnya Bank Riau-Kepri Pusat bersedia berkoordinasi. Jika tidak ada kendala, kita upayakan semua pencairan dana dapat selesai hingga akhir tahun ini, dan Senin-Selasa dana bisa masuk ke rekening perusahaan-perusahaan rekanan,’’ kata Asari ditemui di ruang kerjanya, Sabtu (31/12).

Asari mengatakan, semestinya aksi demo rekanan ke rumah bupati, ketua DPRD dan Sekdakab Bengkalis itu tidak mesti dilakukan, dan bukanlah salah satu pemecahan solusi. Artinya, perbankan hari ini tetap pada aturan dan mengikuti petunjuk dari sentral pusat, dan Bank Indonesia (BI).

‘’2x24 jam kita lembur, dan semua pegawai saya banyak yang bertumbangan. Kita berharap kondisi ini bisa selesai dan dana-dana proyek rekanan bisa cair,’’ tegasnya.

Benahi Sistem

Ketua Komisi III DPRD Bengkalis Anom Suroto kepada wartawan mengutarakan, dengan kondisi tersebut, hendaknya ditahun berikutnya peristiwa aksi demo rekanan tidak terulang kembali.

Dengan demikian, kondisi itu dapat menjadi bahan pembelajaran bagi Pemkab dan seluruh komponen yang terlibat didalamnya.

‘’Saya mendengar aksi demo itu benar-benar spontan dilakukan rekanan. tentunya hal ini bisa segera dapat dicarikan solusinya, agar tidak terjadi ditahun-tahun yang akan datang. Saya menilai, pak bupati sudah baik, dan perbankan juga sudah berupaya mencari jalan keluarnya, memang sesuai dengan aturan perbankan itu tidak sama dengan aturan birokrasi. Hal itu harusnya menjadi catatan kita bersama,’’ kata Anom Suroto.

Kepala Bagian Humas Setdakab Bengkalis Basri, ketika dihubungi mengatakan, sebetulnya ini bukan demo.

Rekanan hanya minta solusi, kemudian mereka datang ke rumah bupati, tapi karena bupati tidak di Bengkalis, rekanan datang ke rumah Sekda, Sekda pun sedang sakit dan kemudian mereka datang ke DPRD, tapi sudah larut malam.

Tentunya tidak ada orang di kantor, baru kemudian ke Bank Riau dan akhirnya Bank Riau dan Pemkab memberi solusi SP2D yang belum masuk bisa diterima Bank Riau. Jadi tak ada masalah dalam hal ini.(evi)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook