Laporan Alfiadi, Siak Sriindrapura alfiadi@riaupos.com
Perayaan pergantian Tahun Baru 2012 Masehi, Pemkab Siak merayakan dengan zikir akbar bersama di Masjid Agung Sultan Syarif Hasyim Kompleks Islamic Center Siak, Sabtu (31/12) malam.
Menurut Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi, perjalanan memasuki tahun baru masehi dapat dijadikan titik awal untuk memperbaiki kehidupan di masa mendatang.
Momen pergantian tahun harus pula dijadikan sebagai kesempatan untuk introspeksi diri terhadap apa yang telah kita lakukan di sepanjang tahun yang telah berlalu.
“Saya berkewajiban mengajak masyarakat Siak khususnya untuk ber-muhasabah, introspeksi diri dengan apa yang telah kita lakukan selama ini,” kata Syamsuar.
“Termasuk juga memperbanyak zikir mengingat sang pencipta untuk mendoakan negeri ini agar di tahun-tahun mendatang negeri ini terus mendapat rahmat dari Allah SWT,” tambah dia lagi.
Lebih lanjut Syamsuar menitikberatkan terhadap prilaku kaula muda dan remaja saat ini yang selalu menjadikan pergantian tahun sebagai ajang hura-hura.
Pergantian tahun harus mampu membuat kita mengambil pelajaran dari apa yang telah terjadi dan yang akan terjadi di dalam kehidupan, tanpa harus menjadikannya ajang pesta dan hura-hura yang mengabaikan asas manfaat.
“Kemajuan dan kemunduran suatu negeri kata Syamsuar tidak terlepas dari prilaku yang tercermin dari kehidupan bermasyarakat sehari-harinya,” ujar dia. Tausiah dan zikir akbar yang disampaikan oleh dosen Istitute For The Study Of Islamic Though and civilitation Jakarta, atau Lembaga Pemantau Perkembangan Aliran Agama di Indonesia, ustad Hendri Shalahuddin MA dihadiri oleh para jemaah dan masyarakat Siak juga dihadiri oleh para pejabat dinas jawatan dan instansi di lingkungan pemerintahan Kabupaten Siak.
Hendri menyampaikan penting bagi kalangan remaja untuk bisa menfilterisasi diri dari hal-hal yang bisa menyebabkan pendangkalan aqidah, khususnya dalam menyikapi suasana tertentu. “Tidak harus menyambut tahun baru dengan perayaan yang kadang justru mencelakakan diri,” tegas Hendri.
Hendri menambahkan yang terjadi saat ini adalah kecendrungan generasi muda yang gemar dengan suatu tindakan foya-foya, mengatasi hal ini perlu bagi generasi muda untuk ditanamkan aqidah yang kuat mulai dari sejak kecil.
Penanaman aqidah ini harus melibatkan peranan orang tua dalam mendidik dan menjaga pergaulan si anak di tengah-tengah pergaulan globalisasi yang cendrung mengadopsi budaya-budaya barat. “Mereka yang mengikuti acara ini adalah orang-orang terpilih yang mampu melewati godaan dari tempat-tempat hiburan,” ujar dia.(azf)