Laporan Syahri Ramlan, Bagansiapi-api syahriramlan@riaupos.com
Mengingat pentingnya kondisi Sungai Kerang yang melintas di Kepenghuluan Baganjawa Pesisir, Kecamatan Bangko, terutama dalam mendukung sektor pertanian tanaman pangan, berbagai kebijakan telah dilaksanakan di awal tahun baru ini.
Di antaranya melaksanakan normalisasi Sungai Kerang secara manual yang dikemas dalam bentuk gotong royong massal.
‘’Melalui awal tahun baru ini, kita coba membuka semangat baru. Salah satunya yakni menumbuhkembangkan semangat bergotong royong. Kami bersama masyarakat Kepenghulu Baganjawa Pesisir, melakukan gotong royong untuk melaksanakan normalisasi Sungai Kerang ini,’’ kata Penghulu Baganjawa Pesisir, Taufik Basiroen yang dihubungi, Ahad (1/1).
Sementara, dalam gotong royong itu melibatkan 14 kelompok tani yang ada di Kepenghuluan Baganjawa Pesisir. Untuk satu kelompok tani tersebut terdiri dari 25 orang anggota. Selain itu, sejumlah masyarakat yang berada di sekitarnya seperti di kepenghuluan induk yakni Kepenghuluan Baganjawa, juga ambil bagian melaksanakan gotong royong.
Sasaran kegiatannya, yakni membersihkan sejumlah gulma yang menutupi Sungai Kerang. Akibat gulma tersebut, Sungai Kerang menjadi tidak berfungsi.
Setiap hujan deras turun, daerah sentra produksi di Kepenghuluan Baganjawa Pesisir dan sekitarnya menjadi terendam.
‘’Idealnya, normalisasi itu harus menggunakan alat berat. Tapi, kalau ditunggu jelas tidak mungkin. Terpaksa kami lakukan normalisasi Sungai Kerang secara manual,’’ kata Ketua Kelompok Tani, Tunas Unggul Satu, Misyanto.
Mengingat pelaksanaan normalisasi hanya dilakukan secara manual, realisasinyapun masih perlu untuk terus ditingkatkan.
Dimana, panjang Sungai Kerang yang mencapai sekitar 4,5 Km dengan lebar mencapai lima meter lebih, yang telah dinormalisasikan baru mencapai sekitar satu kilometer.
‘’Pelaksanaan gotong royong, kami rencanakan rutin dilaksanakan, setiap pekan, sampai selesai semuanya,’’ kata Misyanto.
Dengan selesainya kegiatan normalisasi Sungai Kerang ini, masyarakat berharap lahan-lahan yang memiliki potensi di sektor pertanian tanaman pangan di Kepenghuluan Baganjawa Pesisir tidak lagi menjadi langganan banjir dfi setiap datangnya hujan deras.
Karena, lahan pertanian yang menjadi langganan banjir telah memberikan dampak kerugian cukup besar yang dirasakan masyarakat.
Di antaranya munculnya hama keong yang datang bersamaan terjadinya banjir.
‘’Kalau sudah banjir, keong selalu datang. Tanaman padi banyak yang musnah dimakannya. Tapi, kalau normalisasi sungai Kerang selesai, diharapkan air bisa lancar mengalir ke laut. Dan daerah kita tidak kebanjiran lagi. Sehingga, keong itupun tidak muncul lagi,’’ kata Misyanto. (ade)