Junjung Adat dan Martabat Melayu

Riau | Minggu, 01 November 2015 - 11:46 WIB

Junjung Adat dan Martabat Melayu
TEPUNG TAWAR: Pj Bupati Ahmad Syah Harrofie menepungtawari Ketua MKA dan Pengurus DPH LAMR Kepenghuluan Lurah dan Desa se-Kecamatan Mandau di Gedung LAMR Mandau, Sabtu (31/10/2015).

DURI (RIAUPOS.CO) - Penjabat Bupati Bengkalis, Ahmad Syah Harrofie mengajak seluruh penghulu adat untuk berperan aktif dalam mensukseskan dan mempercepat keberhasilan pembangunan di Negeri Junjungan ini.

Keberhasilan pembangunan, khususnya pemberdayaan masyarakat, tidak terlepas dari peran tokoh adat. ‘’Kami harapkan, bersama pemerintah daerah, Lembaga Adat Melayu Riau Kecamatan Mandau, meningkatkan peran dan partisipasi dalam merencanakan, mengarahkan dan mensinergikan program pembangunan, sehingga sesuai dengan nilai-nilai adat,” ungkap Ahmad Syah Harrofie saat pelantikkan penghulu adat se-Kecamatan Mandau, di halaman Gedung LAMR Mandau, Sabtu (31/10).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Dalam pelantikan pengurus penghulu adat yang berasal 24 desa/kelurahan se-Kecamatan Mandau, dihadiri dalam pelantikan Penghulu Adat se-Kecamatan Mandau, Wakil Ketua DPRD Bengkalis Kaderismanto, anggota DPRD Bengkalis Hendri, Fidel Fuadi, Tamrin Mali, Fransisca Pengurus Harian LAMR Kabupaten Bengkalis, Nurnawawi, Plt Camat Mandau Sapon, Kapolsek Mandau Kompol Taufik Hidayat, Danramel 06 Mandau Kapten (Inf) Y Mendrofa.

Dalam melaksanakan program pembangunan di daerah ini sangat diperlukan fondasi dan pilar yang kokoh, yaitu rasa kebersamaan serta semangat persatuan dari segenap masyarakat tanpa terkecuali. Tanpa semua itu, pembangunan yang dilaksanakan tidak akan berjalan baik.

“Dengan kata lain, semua pihak yang menentukan berhasil tidaknya pembangunan di daerah ini. Siapapun dan apapun posisi kita, banyak hal yang dapat dilakukan untuk negeri ini, sehingga ke depan kian cemerlang, gemilang dan terbilang,” ujar Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat Provinsi Riau ini.

Junjung Adat dan Martabat Melayu

Dipercaya sebagai penghulu adat di desa/kelurahan mengandung makna dan konsekwensi harus mampu menjunjung adat dan martabat budaya Melayu di Bumi Lancang Kuning ini. Untuk itu, penghulu adat beserta pengurus diminta agar dapat mempertahankan nilai-nilai adat istiadat Melayu di tengah arus globalisasi.

Dikatakannya, keberadaan penghulu adat harus dapat memain peran dan peranannya menjadi figur yang ditauladani, yaitu sosok yang kalau pergi tempat bertanya, kalau pulang tempat membawa berita. Untuk itu, dia minta agar penghulu adat dapat memposisikan diri sebagai orang didahulu selangkah dan ditinggikan seranting.

Di samping itu, saat ini masyarakat dihadapkan dengan pergeseran dan perubahan nilai-nilai budaya yang merambat bagaikan api nan tak kunjungi padam, mulai dari perkotaan sampai ke ceruk-ceruk perkampungan. Hal ini terjadi tidak lepas dari pengaruh negatif kemajuan teknologi saat ini, yang membawa beragam perubahan dalam tatanan kehidupan manusia. Diantaranya terjadinya

Sejalan dengan itu, kehidupan tradisional cendrung semakin jauh ditinggalkan orang. Setiap pribadi berpacu menempatkan diri, puak atau kaum dan bangsanya ke dalam barisan terdepan dari persaingan memperebutkan peluang yang dapat memberikan kesejahteraan bagi kehidupan mereka. Bahkan tidak jarang muncul pola pikir dan prilaku yang mengabaikan nilai-nilai luhur agama, budaya dan norma-norma sosial yang terdapat di dalam masyarakat. Kehilangan kepribadian dan jatidirinya.(syd/gem)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook