PEKANBARU (RP)- Mess tenaga kerja asing dari Cina, selaku pekerja bidang mesin PLTU 2x110 MW Tenayan, disegel PT Anugerah Bumi Sentoso (ABS). Pasalnya ada janji yang tidak bisa dipenuhi oleh PT Hypec selaku kontraktor mesin PLTU Tenayan, sesuai dengan surat perjanjian bernomor: SUM/010/ PKU-MTR/II/2012, sebesar Rp3.008.141.000, terhadap PT ABS selaku pembangun mess PLTU Tenayan tersebut.
Komisaris PT ABS, H Suhardiman menyebutkan, bahwa penyegelan gedung ini disebabkan karena PT ABS merasa dirugikan dengan tidak dipenuhinya janji-janji oleh PT Hypec. Selain itu juga disebutkan Suhardiman, pihaknya juga merasa dilecehkan dengan adanya statement dari pimpinan PT Hypec, Ojahan, yang menuduh pihaknya melakukan penipuan.
‘’Kami dirugikan dan kami tidak terima dengan cara-cara yang dilakukan itu. Dari perjanjian yang dibuat itu semua sudah sesuai dengan yang kami lakukan. Dan jika tidak percaya, kami juga sudah mengajak untuk melakukan audit bersama-sama dan melihat langsung kondisi pembangunan yang sesungguhnya,’’ jelas Suhardiman, Sabtu (29/9).
Dikatakan Suhardiman lagi, justru pihak Hypec yang mengerjai mereka. Pasalnya, awalnya sudah ada kesepakatan untuk melakukan audit bersama-sama di lokasi. Namun dari janji yang sudah disepakati, pihak Hypec malah tidak hadir. ‘’Mereka sudah menyepakati untuk audit dilakukan Kamis (27/9) kemarin. Malah mereka (Hypec, red) menjanjikan akan mendatangkan tim mereka dari Jakarta, namun tidak datang juga. Selanjutnya Jumat bikin janji lagi, bahkan Sabtu juga menjanjikan pun tidak datang. Jadi kami dipermainankan. Ini tidak bisa,’’ tegasnya kepada wartawan.
Oleh karena merasa dipermainkan ini, maka dilakukan penyegelan gedung yang dijadikan mess tenaga asing Cina ini sampai waktu yang tidak ditentukan atau sampai ada kesepakatan. ‘’Kita segel sampai ada kesepakatan dengan pihak Hypec, dan mereka melakukan pembayaran kepada perusahaan kami sesuai dengan perjanjian. Soal audit ini kami juga sudah usulkan untuk mendatangkan pihak indepeden, seperti PU, agar hasilnya lebih riil,’’ katanya lagi.
Mess ini disebutkan Suhardiman lagi, adalah untuk mess tenaga asing dari Cina dalam pembangunan PLTU 2x110 MW, dan ini merupakan proyek APBN yang kontraktor mesinnya itu PT Hypec. ‘’Tenaga asing saat ini ada sekitar 30 orang, dan menurut informasinya bakal datang datang sekitar 300 lagi untuk menangani mesin PLTU,’’ sebutnya lagi.
Menurut Suhardiman, sebelumnya pekerja pembangunan gedung ini sudah ingin berbuat anarkis dengan ingin menghancurkan gedung, namun masih bisa diredam. Karena sampai dua pekan teakhir mereka belum dapat bayaran atau upah. ‘’Sudah hampir dua pekan mereka tidak kerja karena belum dibayar. Semua tergantung Hypec untuk kelangsungan gedung ini,’’ tegasnya.
Sementara itu perwakilan PT Hypec, Sarbaini menegaskan bahwa apa yang terjadi hanyalah miscommunication saja, dan sebenarnya menurutnya penyegelan ini tidak perlu terjadi.
‘’Semua dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan dan kami akan penuhi semua permintaannya. Ini hanya miscommunication saja. Jadi kami minta bersabar saja dahulu, karena semua dalam nego,’’ ujarnya kepada Riau Pos.(gus)