Awas Bahaya Salmonellosis

Riau | Kamis, 01 Agustus 2013 - 11:03 WIB

PEKANBARU (RP) — Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau mengingatkan masyarakat untuk waspada dan bahayanya penyakit Salmonellosis. Pasalnya, salmonellosis bisa menular pada manusia maupun hewan.

‘’Salmonellosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri genus salmobella sp, yaitu bakteri gram negatif berbentuk batang dengan ukuran 0,7-1,5x2 um, tidak berbentuk spora, bersifat anaerobik fakultatif yang menyerang hewan atau manusia, sehingga merupakan zoonosis,’’ kata Kabid Keswan dan Kesmavet Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau, drh Sri Mulyati, Rabu (31/7).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Menurut Sri Mulyati, salmonellosis dapat ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi atau terkena kontak langsung  dengan hewan atau manusia yang terinfeksi, sehingga digolongkan dalam foodborne disease. Ada tiga spesies utama yang menjadi penyebabnya, yaitu, S Typhi, S Cholerasuis dan S Enteritidis. Kejadian Salmonellosis terjadi hampir di seluruh dunia dengan kerugian yang ditimbulkan pada hewan antara lain, penurunan produksi, abortus, kematian neonatal, dan pengakhiran bahan makanan yang terkontaminasi.

Salmonellosis ada dua macam. Pertama, Salmonellosis Tifoidal, disebabkan oleh S Typhi dan menyebabkan demam tifoid yang terjadi hanya pada manusia. Kedua, salmonellosis non tifoidal, disebabkan oleh semua serotipe dalam genus Salmonella kecuali S Typhi.

‘’Penularan pada manusia, biasanya ditularkan melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi. Terutama pangan dari telur, daging ayam, susu dan produk pangan asal hewan lainnya. Pekerja yang bekerja pada peternakan dapat tertular melalui kotoran hewan,’’ jelas Sri.

Mengenai gejalanya pada hewan, Sri Mulyati menjelaskan, pada ayam gejalanya, ayam ngantuk, septikemik, kotor di sekitar anus, fertilitas dan daya tetas telur menurun serta mortalitas tinggi pada anak ayam.

Pada sapi, pada anak sapi terlihat gejala radang usus dan lambung, radang tulang rawan, pada telinga dan ekor. Pada induk sapi sering mengakibatkan keguguran, depresi, lemah, demam dan penurunan berat badan.

‘’Sementara pada manusia, biasanya terjadi nyeri lambung, muntah, diare kadang berdarah, demam, dan sakit kepala, sakit perut, dan nausea,’’ lanjutnya.

Untuk pencegahannya, dapat dilakukan dengan peningkatan personal higiene mulai dari pekerja kandang, petugas rumah potong hewan, jagal, penjual daging, juru masak sampai pada konsumen. Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan di rumah potong hewan, alat transportasi, peralatan dapur dan peralatan saji.

Selain itu, masyarakat bisa mencegahnya dengan menghindari makan daging, telur dan susu mentah atau makanan yang dimasak kurang matang. Mencuci tangan sebelum dan sesudah mengolah daging, memberikan pendidikan dan pengawasan terhadap pelaku usaha penyedia daging, penyimpanan telur dalam keadaan bersih.

‘’Intinya, menjaga kebersihan snagat penting bagi kita untuk menghindari berbagai penyakit seperti Salmonellosis,’’ ujar Sri Mulyati. (dac)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook