Riau Jalur Sutra Candu

Riau | Senin, 01 Juli 2019 - 10:16 WIB

Riau Jalur Sutra Candu
AMANKAN SABU: Pihak BNN RI mengamankan 50 kg sabu dan 23 ribu ekstasi dalam emapt jeriken di mobil tersangka di Dumai, beberapa waktu lalu. (BNN RI FOR RIAU POS)

Peredaran candu (narkoba) sudah sangat meresahkan. Di berbagai sudut di negeri yang bernama Riau ini tidak lepas dari peredarannya. Tidak hanya beredar, candu-candu dari berbagai negara masuk lewat negeri ini. Pasalnya Bumi Lancang Kuning merupakan jalur sutra candu. Dan dari Riau candu-candu itu diedarkan ke berbagai provinsi lainnya di Indonesia.

Laporan ABU KASIM dan RIRI RADAM, Pekanbaru

Baca Juga :200 Tersangka, 1 Kg Lebih Sabu Berhasil Diamankan

PEREDARAN narkoba tidak hanya terjadi di kota-kota besar saja, namun saat ini sudah sampai ke pelosok-pelosok desa dan kampung. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan para orangtua dan masyarakat.

Penggunanya pun  sudah sampai ke tingkat remaja dan anak-anak yang kelak akan menjadi penopang kehidupan negara ini.

Kekhawatiran itu  dirasakan sejumlah pengajar yang ada di bagian pesisir pantai di Riau. Karena saat ini pasokan narkoba umumnya berasal dari negara tetangga yang berbatasan langsung dengan Indonesia. Khususnya di pesisir pantai Selat Melaka.

Beberapa waktu lalu, Riau Pos dihubungi salah seorang warga  Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak yang enggan disebutkan namanya. Ia mengaku cemas dengan kondisi pemuda dan remaja di kampungnya saat ini. Pasalnya mereka berani mengonsumsi narkoba secara terang-terangan.

‘’Halo sedagho, bisa tak bantu kami di kampung ni. Banyak betol orang yang pakai bende haram (narkoba, red). Kalau bisa turunkanlah BNN dari pusat, karena  kalau dilaporkan ke polisi di sini tak mempan do. Tak ado tindakan, makonyo sayo minta  bantu datangkan polisi dari Mabes Polri,’’ ucapnya dengan logat Melayunya.

Ia menyebutkan, sudah beberapa kali bertemu dengan remaja dan pemuda yang mengonsumsi narkoba. Namun dia tidak berani bertindak, karena khawatir malah menjadi bulan-bulanan para pengguna yang sudah ketagihan. Sudah pernah dilaporkan ke polisi, tapi tidak ada tindakan nyata. Sehingga masyarakat apatis dengan kondisi di kampungnya itu.(gem/ted)

>>>Selengkapnya baca Harian Riau Pos

Editor: Eko Faizin









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook