Peredaran candu (narkoba) sudah sangat meresahkan. Di berbagai sudut di negeri yang bernama Riau ini tidak lepas dari peredarannya. Tidak hanya beredar, candu-candu dari berbagai negara masuk lewat negeri ini. Pasalnya Bumi Lancang Kuning merupakan jalur sutra candu. Dan dari Riau candu-candu itu diedarkan ke berbagai provinsi lainnya di Indonesia.
Laporan ABU KASIM dan RIRI RADAM, Pekanbaru
PEREDARAN narkoba tidak hanya terjadi di kota-kota besar saja, namun saat ini sudah sampai ke pelosok-pelosok desa dan kampung. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan para orangtua dan masyarakat.
Penggunanya pun sudah sampai ke tingkat remaja dan anak-anak yang kelak akan menjadi penopang kehidupan negara ini.
Kekhawatiran itu dirasakan sejumlah pengajar yang ada di bagian pesisir pantai di Riau. Karena saat ini pasokan narkoba umumnya berasal dari negara tetangga yang berbatasan langsung dengan Indonesia. Khususnya di pesisir pantai Selat Melaka.
Beberapa waktu lalu, Riau Pos dihubungi salah seorang warga Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak yang enggan disebutkan namanya. Ia mengaku cemas dengan kondisi pemuda dan remaja di kampungnya saat ini. Pasalnya mereka berani mengonsumsi narkoba secara terang-terangan.
‘’Halo sedagho, bisa tak bantu kami di kampung ni. Banyak betol orang yang pakai bende haram (narkoba, red). Kalau bisa turunkanlah BNN dari pusat, karena kalau dilaporkan ke polisi di sini tak mempan do. Tak ado tindakan, makonyo sayo minta bantu datangkan polisi dari Mabes Polri,’’ ucapnya dengan logat Melayunya.