692 Pelajar Riau Tak Lulus

Riau | Sabtu, 01 Juni 2013 - 08:41 WIB

Laporan EKA GUSMADI PUTRA dan M FATHRA NAZRUL ISLAM, Pekanbaru

redaksi@riaupos.co

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Hasil Ujian Nasional (UN) tingkat SMP sederajat akan diumumkan serentak, Sabtu (1/6) sore ini. Untuk Provinsi Riau, dari total 89.220 peserta, 692 orang di antaranya tidak lulus. Persentase kelulusan mengalami penurunan 0,54 persen turun dari 99,76 persen pada 2012 menjadi jadi 99,22 persen tahun ini.

Tingkat ketidaklulusan tertinggi dialami Kabupaten Bengkalis dengan total 224 pelajar. Lalu diikuti Kabupaten Kuansing 175 pelajar. Ketidaklulusan paling sedikit diraih Kabupaten Rokan Hulu dengan tiga siswa, diikuti Dumai 6 siswa, Indragiri Hilir dan Siak 7 pelajar.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau HM Wardan mengatakan, untuk tingkat SMP, tidak ada kabupaten/kota yang lulus 100 persen. Untuk diketahui, pada UN SMA lalu Kabupaten Siak berhasil lulus 100 persen.

‘’Memang rata-rata kelulusan tahun ini secara nasional terjadi penurunan. Namun angka tidak lulus ini masih belum valid karena harus dicek terlebih dahulu oleh dinas pendidikan kabupaten/kota,’’ ungkap HM Wardan saat penyerahan hasil UN SMP sederajat kepada perwakilan kabupaten/kota se-Riau, Jumat (31/5).

Wardan menambahkan, pengecekan hasil UN SMP sendiri terkait dengan pemindaian yang kemungkinan ada kesalahan seperti pada tingkat SMA lalu. Sehingga ada nilai siswa yang kosong. Hal ini akan diketahui setelah Disdik Riau menerima laporan dari daerah untuk kemudian dipertanyakan kepada Puspendik Kemendikbud.

Wardan menambahkan, terkait mekanisme penyerahan dan pengumuman nilai diberikan wewenang sepenuhnya kepada Disdik kabupaten/kota. Apakah dilakukan siang atau sore serta tata caranya semua diserahkan kepada daerah.

‘’Hasil ini akan disampaikan kepada Pemkab/Pemko masing-masing. Sehingga ke depan terus dilakukan evaluasi secara menyeluruh di setiap sekolah-sekolah terkait kendala terjadinya penurunan kualitas pendidikan kita,’’ sambungnya.

Karena, memang diakui Wardan, sistem ujian baru dengan menerapkan paket-paket soal dan pengawasan yang sangat ketat secara tidak langsung berpengaruh dengan kondisi mental para siswa SMP sederajat sebagai peserta. Demikian pula jumlah peserta yang meningkat mengakibatkan persentase menjadi turun.

Untuk peringkat kelulusan, Kota Pekanbaru yang tahun lalu berhasil meraih peringkat pertama, tahun ini harus puas pada urutan tujuh dengan rata-rata 7,02.

Peringkat teratas direbut Kampar dengan nilai rata-rata 7,31 dan Kabupaten Kuansing pada urutan terakhir dengan rata-rata 6,19.

‘’Kami tentunya akan melakukan evaluasi menyeluruh terlebih dahulu terkait hasil ini. Karena bisa jadi ada nilai siswa yang kosong akibat kesalahan pemeriksaan, memang merosot dibanding tahun lalu,’’ ujar Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru, Abdul Jamal usai menerima hasil nilai, kemarin.

Angka ketidaklulusan Kota Pekanbaru dengan 76 siswa memang menjadi sebuah nilai negatif bagi pendidikan di ibukota Provinsi Riau ini. Dilanjutkan Jamal, bisa jadi nilai rendah keluar dari sekolah dengan sarana prasarana kurang memadai. Demikian pula dengan pengawasan dan sistem soal juga berpengaruh.

Sementara terkait pendistribusian soal yang kacau, diakuinya tidak berdampak signifikan dengan merosotnya nilai siswa.

‘’Persiapan juga sudah maksimal, dengan try out dan pembahasan kisi-kisi soal sebelum ujian,’’ sambungnya. Terkait pengumuman UN secara serentak hari ini, HM Wardan mengimbau pihak sekolah dan kepolisian dapat mengawal para pelajar sehingga tidak berbuat negatif saat kelulusan.

‘’Kita akan sampaikan ke Mapolda agar ditembuskan ke seluruh Polres dan Polsek untuk dapat membantu menjaga proses kelulusan. Sehingga siswa/siswi kita dapat merayakan kelulusan dengan batas-batas kewajaran saja,’’ tegasnya.

Sementara kepada pihak sekolah, yang lebih memahami kondisi siswa diharapkan Wardan dapat mengarahkan para siswanya masing-masing untuk menahan emosi dalam meluapkan kegembiraan. Intinya, sambung Wardan,  tradisi-tradisi coret dan berkendara dengan kebut-kebutan di jalanan sebisa mungkin dihindari.

‘’Dengan dibantu seluruh pihak terkait, mudah-mudahan proses pengumuman hasil UN dapat berjalan tertib dan lancar,’’ harapnya.

Nasional, Nilai Rata-rata Anjlok

Secara nasional, UN jenjang SMP/sederajat tidak jauh berbeda dengan jenjang SMA/sederajat yaitu mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu. Selain itu jumlah siswa yang dinyatakan tidak lulus tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu.

Data di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyebutkan jika tahun lalu ada 15.945 murid yang tidak lulus UN SMP. Tahun ini jumlah yang tidak lulus UN SMP naik menjadi 16.616 pelajar. Sedangkan yang lulus ujian tahun ini adalah 3.650.625 pelajar. Dengan demikian jumlah peserta UN SMP 2013 adalah 3.667.241 murid yang tersebar di 48.893 sekolah. Mendikbud Mohammad Nuh mengatakan terdapat siklus yang sama antara hasil UN SMA dengan SMP. “Yakni sama-sama ada penurunan pada rata-rata nilai UN murni,” tegas dia. Untuk jenjang SMP, rata-rata UN murni tahun ini adalah 6,10. Sedangkan tahun lalu adalah 7,47. Jadi terdapat penurunan sebesar 1,37 poin.

Analisis sementara Kemendikbud menyatakan jika penurunan nilai rata-rata UN murni disebabkan komposisi butir soal kategori sukar yang ditambah. Tahun lalu hanya ada 10 persen soal kategori sukar. Tetapi untuk UN tahun ini, komposisi butir soal kategori sukar diperbanyak menjadi 20 persen dari seluruh jumlah butir soal di setiap mata ujian. “Siapapun jika dihadapkan dengan jumlah soal sukar yang diperbanyak, akan shock. Tapi jumlah peningkatan siswa yang tidak lulus masih wajar,” katanya. Termasuk juga sebaran jumlah siswa yang tidak lulus di setiap provinsi juga tidak memunculkan tanda-tanda keganjilan.

Nuh mengklarifikasi jika angka kelulusan yang dilansir Kemendikbud ini adalah hasil penggabungan nilai UN dengan nilai yang dikirim sekolah. Padahal masih ada satu lagi syarat kelulusan, yakni penilaian akhlak.

 “Untuk penilaian akhlak itu ada di sekolah. Penentu kelulusan itu di sekolah,” tandasnya.

Dengan demikian jumlah siswa yang tidak lulus versi Kemendikbud, bisa bertambah ketika sudah keluar penetapan sekolah. Dalam UN SMP ini juga terekam jika sekolah masih royal dalam memberikan nilai ujian sekolah.

Rata-rata nilai ujian sekolah adalah 8,20 dengan nilai terendah 4,03 dan nilai tertinggi 10,00.

Sedangkan rata-rata nilai UN adalah 6,10 dengan nilai terendah 1,40 dan nilai tertinggi adalah 9,90. “Di sinilah fungsi penyelenggaraan UN, untuk mengontrol penilaian dari pihak sekolah yang besar-besar tadi,” papar menteri asal Surabaya itu.

Selain itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi terkait keluarnya vonis Komisi Informasi Pusat (KIP) atas sengketa kunci jawaban UN SMP 2012.

Dalam vonis itu KIP memutuskan jika Indonesia Corruption Watch (ICW) boleh melihat kunci jawaban unas SMP 2012 untuk kode soal tertentu. “Yang namanya informasi atau dokumen rahasia negara itu tidak boleh dipegang, dilihat, didegar, atau direkam oleh pihak yang tidak authorize (diizinkan, red),” kata Nuh.

Ikut Ujian Paket B

Para peserta didik jenjang sekolah menengah pertama (SMP) dan sederajat yang tidak lulus UN masih memiliki kesempatan lulus dengan mengikuti ujian Paket B. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mendorong mereka yang tidak lulus untuk tetap semangat dan tidak putus asa.

‘’Bagi yang belum berhasil atau belum lulus tidak boleh putus asa. Kami ingin mendorong supaya bisa ikut Paket B supaya tidak putus sekolah,’’ kata M Nuh.(egp/fat/wan/jpnn/hpz)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook