RAMBAH HILIR (RP) - 15 warga Dusun Tanjung Betung, Desa Serombo Indah, Kecamatan Rambah Hilir, Rokan Hulu juga disambar petir, Ahad (28/4). Salah satunya, balita bernama Fadli (5) tewas seketika. Sementara 14 warga lainnya yang berprofesi rata-rata sebagai petani sawit mengalami luka bakar ringan dan berat.
Balita yang tubuhnya hangus tersebut dikebumikan, Senin (29/4). Sementara 14 warga lainnya mengalami luka ringan di antaranya Sugi, Fadil, Adi, Darno, Santo, Oyon, Ela, Yopi, Rio, Eki, Satiah, Rusmiasih, Awek dan Diah. Sedangkan satu orang yang mengalami luka berat Iwan (24). Bola mata sebelah kirinya melepuh dan berubah menjadi putih.
Sebagian besar korban yang mengalami luka bakar ringan hanya dirawat jalan setelah berobat di Puskesmas Rambah Hilir dan Pustu Desa Serombo Indah. Sedangkan Iwan yang sebelumnya baru siap operasi patah tulang sehingga ditanam pen, dibawa keluarganya berobat ke salah satu rumah sakit di Medan, Selasa (30/4).
Pengakuan Rosul (34), suami dari Rusmiati korban luka bakar yang dihubungi Riau Pos, Selasa (30/4) mengaku, 14 warga yang tersambar petir itu sebanyak tujuh kepala keluarga. Sebagian besar rumah para korban terbuat dari papan.
Kebetulan saat hujan lebat, tidak ada warga yang keluar rumah, hanya dirinya yang kebetulan keluar di depan rumah. Itupun untuk mengaliri air yang tergenang ke peron. Diakuinya, belasan warga yang tersambar petir saat bunyi petir yang kelima (terakhir) dengan suara yang keras.
‘’Untungnya saya sedang berada di luar, Rusmiasih (istri, red) sedang di dalam kamar. Saat itu berteriak untuk minta tolong, ternyata dipanggulnya merasa terbakar. Bunyi teriakan minta tolong itu, juga terdengar di rumah sebelah yang berjarak 25 meter. Saya pun bingung dan kalut waktu itu, mana yang harus saya tolong,’’ ujarnya.
Rosul mengatakan, dari informasi yang diterimanya, menjelang Magrib itu, warga sedang berada di dalam rumah. Ada yang sedang berbaring, main handphone dan nonton televisi. Dimana saat petir menyambar, enam rumah sedang dialiri listrik genset miliknya.
Diakuinya, malam itu tidak ada satupun korban yang dibawa ke Pustu atau Puskesmas Rambah Hilir, karena selain jalan tergenang banjir, jalan yang masih kondisi tanah itu mengalami rusak berat. Dikhawatirkan tidak bisa keluar, saat itu hujan masih lebat.
Namun dirinya memanggil warga kampung, dimana korban yang mengalami luka bakar malam itu, diobat secara tradisional. Sedangkan, balita bernama Fadli saat itu sudah dalam kondisi meninggal dunia.
Besoknya, Senin (29/4) pagi, korban yang disambar petir, ada yang berobat di Pustu dan Puskesmas Rambah Hilir. ‘’Istri saya mengalami luka bakar di bagian panggul, sekarang kondisinya sudah lumayan mengering setelah berobat di Pustu. Begitu juga korban lainnya. Yang jelas korban luka bakar dalam kondisi shock, paska disambar petir,’’ ujarnya.
Ia mengaku, sebagian warga tidak mau berobat ke RSUD Rokan Hulu, karena memikirkan faktor biaya. Termasuk Iwan yang biji matanya memutih akibat melepuh disambar petir, malam itu tidak dibawa ke rumah sakit.
‘’Rata-rata korban yang mengalami luka bakar ringan akibat disambar petir, hanya dari paha sampai ke rambut kepala. Bagian kaki tidak ada mengalami luka bakar. Korban ada yang kulitnya melepuh di bagian perut, leher, pipi, tangan dan telinga. Kecuali korban Iwan yang mengalami luka bakar berat,’’ tuturnya.
Diakuinya, sebagian dari tujuh rumah yang tersambar petir, di bagian belakang rumahnya ada yang gosong. Jarak dari rumah ke rumah antar rumah tetangga berkisar 25-50 meter, lokasinya berada di tepi jalan.
Kepala Dinas Kesehatan Rohul dr Wildan Asfan Hasibuan MKes mengatakan warga Dusun Tanjung Betung Desa Serombo Indah yang tersambar petir, di antaranya 13 orang luka bakar ringan. Satu orang mengalami luka bakar berat, mereka dirujuk ke salah satu rumah sakit di Medan, atas permintaan keluarganya.
Wildan mengaku, dari belasan korban tersebut, lima orang korban luka bakar sempat dirawat di Puskesmas Rambah Hilir. Pemerintah daerah menggratiskan seluruh biaya pengobatan baik rawat jalan ke Puskesmas maupun Pustu atau rumah sakit.
‘’Kita gratiskan seluruh biaya berobat, ‘’ tuturnya.
Di tempat terpisah, Kepala Badan Penanggulang Bencana Daerah Rohul Aceng Herdiana yang dikonfirmasi Riau Pos, Selasa (30), mengaku dirinya belum mendapat informasi terkait kejadian tersebut. ‘’Saya belum dapat informasi. Itulah yang sangat saya sayangkan, seharusnya kalau ada musibah alam, diberitahu kepada BPBD. Baik dari pihak desa tidak menyampaikan informasi itu ke kita. Kebetulan badan saya juga kurang sehat,’ ‘ujarnya.
Camat Rambah Hilir Lukmansyah Badoe SSos Msi mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi kejadian ini kemarin pagi. Ia belum dapat laporan dari Kades Serombo Indah. Ia membenarkan, satu orang balita bernama Fadli (5) meninggal dunia, 13 lainnya mengalami luka ringan dan satu orang lagi mengalami luka berat dan telah dibawa keluarganya berobat ke Medan.(epp)