Disambar Petir, 3 Tewas

Riau | Rabu, 01 Mei 2013 - 11:28 WIB

Disambar Petir, 3 Tewas
Yubi, warga Desa Serombo Indah, Rohul, salah seorang korban yang selamat dari sambaran petir, Ahad (28/4/2013). Dia mengalami luka bakar di bagian leher, perut dan telinga kiri. Foto: engki prima putra/riau pos

DURI (RP) - Masyarakat perlu berhati-hati dengan cuaca ekstrem seperti hujan yang disertai petir akhir-akhir ini. Sudah banyak korban akibat sambaran petir tersebut. Kejadian terbaru di Kabupaten Rokan Hulu dan Duri, Bengkalis pada Ahad-Senin (28-29/4). Tiga tewas dan puluhan luka-luka dalam dua peristiwa di dua tempat berbeda tersebut.

Dua korban di Duri bernama Joni Waruhu (25) dan Alzizan (35) yang meninggal Senin (29/4) lalu. Keduanya pekerja batu bata di kawasan Duri IV, Jalan Tegal Sari Ujung, Desa Sebangar Kecamatan Mandau.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sementara Fadli (5), yang meninggal Ahad (28/4), merupakan putra Misrianto (36) warga Dusun Tanjung Betung, Desa Serombo Indah, Kecamatan Rambah Hilir, Rokan Hulu.

Informasi yang dihimpun Riau Pos di lokasi kejadian di Duri, empat pekerja batu bata Alzizan (35), Joni Waruhu (25), Ridho (26) dan Yoni (30), tengah berada di bawah pokok akasia. Saat itu mereka tengah membetulkan mesin cetak batu bata pres. Cuaca saat itu mendung. Angin mulai berhembus. Namun hujan belum turun. Tiba-tiba sekitar pukul 17.10 WIB, terdengar bunyi gelegar petir. Dua kali berturut-turut. Petir tersebut menghantam pokok akasia dimana keempat pekerja batu bata itu tengah berada.

Hantama petir tersebut membuat rekah akasia yang pangkal pokoknya kira-kira sebesar badan orang dewasa itu. Tak hanya membelah pohon, lidah petir pun melesat menghantam para pekerja yang berada di bawah pokok tersebut. Akibatnya, Joni Waruhu dan Alzizan terkena sambaran telak. Sedang Ridho dan Yoni hanya terkena sengatan ringan saja.

Kondisi korban Joni Waruhu paling parah. Sambaran petir menembus ubun-ubunnya hingga meninggalkan bekas berupa lubang di kepala bapak lima anak itu. Darah pun berceceran di TKP. Sementara itu, kondisi korban Alzizan tak kalah parah. Muka bapak dua anak ini membiru. Sementara Ridho dan Yoni tak mengalami cedera. Hanya saja, mereka shock lantaran ikut tersengat percikan kilat.

Sambaran petir yang menewaskan kedua pekerja batu bata itu tak pelak membuat geger kampung yang merupakan salah satu sentra industri batu bata di wilayah Kecamatan Mandau ini. Dalam waktu sekejap, TKP dikerubuti warga dan keluarga korban. Dua korban yang tewas maupun dua rekannya yang selamat dari maut dievakuasi ke RSUD Duri tak berapa lama setelah kejadian. Setelah divisum, jenazah kedua korban dibawa keluarga ke rumah duka untuk disemayamkan. Korban Ridho dan Yoni pun diperkenankan pulang.

Suasana sedih mengharu-biru di perkampungan para pekerja batu-bata itu Senin (29/4) malam. Jenazah kedua korban disemayamkan di rumah masing-masing. Puluhan warga, sanak keluarga dan handai taulan datang membezuk. Di rumah almarhum Alzizan, terlihat puluhan pelayat datang malam itu. Di antaranya Ketua BPD Balai Makam Rahmat Yusuf yang bermukim tak berapa jauh dari TKP. Perangkat desa setempat juga datang. Juga ada Korlap Satpol PP Mandau. Pun terlihat Wakil Ketua PDIP Kabupaten Bengkalis, Ajidi Wardana. Di tengah rumah disemayamkan jenazah Alzizan. Dan puluhan ibu-ibu membacakan Surat Yasin.

Kerabat Alzizan, Roni didampingi Ketua RT 3 Ajisman di rumah duka menyebut, kejadian ini tak disangka-sangka sama sekali. ‘’Sewaktu dibawa ke RSUD, tubuhnya masih panas,’’ kata Roni. Sementara itu, Wati (26), istri almarhum tampak sangat terpukul atas kepergian suaminya yang meninggalkan dua anak masih kecil-kecil dan masih memerlukan kasih sayang seorang ayah. Ibu muda ini tak mampu membendung air matanya. Dia tampak sangat shock.

Kesedihan serupa juga melanda rumah mendiang Joni Waruhu. Kepergian warga asal Nias, Sumut ini pun ditangisi anak istri serta pihak keluarga dan handai taulannya. Menurut Imanuddin Rusdi Waruhu (ayah mendiang), dirinya tak menyangka kalau anaknya akan menemui ajal dengan cara begini. ‘’Saat kejadian tidak ada hujan. Waktu itu cuaca beringin sedikit. Tiba-tiba terdengar petir menggelegar dua kali. Dugaan kami, dia tewas terkena sambaran petir yang kedua,’’ kata Imanuddin di rumah duka.   

Menurut Imanuddin, kondisi luka di kepala anaknya masih saja mengeluarkan darah. Karena itu, Joni harus cepat dikebumikan. Namun terpaksa ditunda menunggu adik-adiknya datang dari Aceh dan Medan. ‘’Ya kita tunggulah mereka dulu,’’ katanya sedih.

Menjelang Salat Zuhur kemarin, jenazah Alzizan dimakamkan di komplek pekuburan setempat. Ratusan keluarga, handai taulan dan para pelayat mengantar jenazahnya ke peristirahatan terakhir. Sementara itu, jenazah Joni Waruhu batal dikebumikan kemarin. Saudara-saudaranya dari Aceh dan Medan belum sampai ke Duri. Direncanakan, mendiang akan dimakamkan Rabu (1/5) hari ini di TPU Balairaja, komplek PT CPI Duri. (sda)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook