Ada Peninggalan Sriwijaya di Kuansing

Riau | Selasa, 01 Mei 2012 - 07:16 WIB

PEKANBARU (RP)- Tim arkeologi nasional direncanakan akan turun ke Kuansing Juli 2012 ini.

Tim ini akan turun melakukan penelitian lebih lanjut terhadap hasil temuan sebelumnya di dua wilayah Kabupaten Kuansing, yakni di kawasan Padang Candi, Lubuk Jambi Kecamatan Kuantan Mudik dan Desa Logas, Kecamatan Singingi.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Tim arkelogi nasional akan didampingi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Riau. Disinyalir ada peninggalan benda purbakala di zaman Kerajaan Sriwijaya di dua daerah di Kuantan Singingi.

‘’Kita akan dampingi mereka nantinya ke Kuansing,’’ ungkap Kepala Museum Sang Nila Utama Riau, Dra Hj Darliana ditemui Riau Pos, kemarin di ruang kerjanya.

Menurutnya, dia akan langsung mendampingi tim arkeologi nasional ke Kuanisng. Kesediaannya turun mendampingi bukan tanpa alasan. Sebab, penelitian lebih lanjut tersebut juga melibatkan dirinya ketika di Bagian Kepurbakalaan tahun 2010 dan 2011 lalu.

Di Padang Candi Lubuk Jambi, Kecamatan Kuantan Mudik, ditemukan semua pecahan batu keramik. Penelitian dan pemeriksaan yang dilakukan terhadap pecahan batu keramik yang ditemukan tahun 2010 silam, ternyata merupakan hasil peninggalan abad ke-7.

‘’Kita temukan hanya sekitar 50 sentimeter dari permukaan tanah di Padang Candi,’’ ujarnya.

Kawasan Padang Candi, Kecamatan Kuantan Mudik kemungkinan besar ada kaitannya dengan kerajaan Sriwijaya. Namun untuk memastikannya harus dilakukan penelitian beberapa kali. Begitu juga tahun 2011 lalu sekitar bulan Maret, dia bersama tim arkeologi menemukan peninggalan sejarah klasik yang digunakan zaman paleolitikum.

‘’Sayangnya kita belum menemukan media bantu seperti manusia pendukungnya. Tapi alat itu diyakini peninggalan zaman paleolitikum,’’ ujarnya.

Kesulitan yang dilakukan tim arkeologi nasional untuk melakukan penelitian lebih lanjut, dikarenakan kawasan tersebut telah banyak diluluhlantakkan penambangan emas illegal. Sementara tim minimal membutuhkan sekitar satu hektare kawasan tersebut untuk meneliti lebih lanjut.

‘’Kita butuh lahan yang lebih luas, apakah benda yang ditemukan lalu akibat gerusan air sungai hingga membawa ke Desa Logas atau memang berada di hamparan Desa Logas itu. Kedua tempat ini akan kita lakukan penelitian lebih lanjut,’’ ujarnya.

Kendati demikian, Darliana menegaskan, kalau Riau memiliki banyak peninggalan bersejarah, baik zaman Hindia Belanda, perkembangan budaya Melayu maupun peninggalan zaman-zaman Hindu dan Budha serta peninggalan zaman purbakala lalu. ‘’Kalau ini bisa dibuktikan dan digali, merupakan temuan yang spektakuler,’’ katanya.(dac)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook