PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) - Untuk meningkatkan keamanan dana nasabah yang disimpan di PT Bank Riau Kepri (BRK), saat ini BRK terus meningkatkan sistem keamanan terutama saat akan dilakukan penarikan uang. Salah satunya yakni dengan menggunakan sistem finger print.
Direktur Utama PT BRK, Andi Buchari mengatakan, kasus yang terjadi terhadap nasabah BRK di Pasirpengaraian ini, terjadi juga karena ada kelalaian dari pimpinan teller. Di mana saat itu, pimpinan teller memberikan
password terhadap teller yang dipercayanya. Akibatnya teller tersebut melakukan tindakan mengambil uang nasabah.
"Untuk mengantisipasi agar tidak terjadi lagi penyalahgunaan password tersebut, kami mengganti dengan sistem finger print, sehingga tidak bisa lagi disalahgunakan," katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, peristiwa tersebut juga menjadi pembelajaran bagi atasnya, agar tidak mudah menyerahkan password sendiri. Karena itu, pihaknya berharap kejadian tidak terulang lagi, karena secara sistem pihaknya tidak lagi menggunakan cara-cara manual dengan password.
"Selain mengubah sistem tersebut, saat ini juga sudah dibentuk tim anti fraud yang akan melakukan antisipasi terjadinya fraud," ujarnya.
Dijelaskan Andi Buchari, dalam kasus dua eks karyawan BRK di Pasirpengaraian yang terjadi 2012 hingga 2016 tersebut, pihaknyalah yang melaporkan ke pihak aparat kepolisian. Tujuannya agar ke depannya nasabah BRK semakin percaya dalam menyimpan uangnya di BRK.
"Justru kami melaporkan kepada aparat kepolisian, hal ini untuk memberikan efek jera sekaligus menjaga kepercayaan bagi nasabah. Jika terjadi kecurangan, kami tidak ragu-ragu memproses dengan tegas, siapapun yang melakukan kecurangan karyawannya diberhentikan," sebutnya.
Dalam kesempatan tersebut, pihak BRK juga mengapresiasi kepada pihak Polda Riau yang sudah menindaklanjuti laporan BRK. Untuk lancarnya proses penyidikan, BRK menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada pihak kepolisian.
"Kami menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk mengusut kasus ini sampai tuntas," katanya.(kom)