NAZAR SELAMATKAN LINGKUNGAN MELALUI PERTANIAN

Ubah Lahan Galian Tambang Jadi Produktif

Riau | Sabtu, 01 Februari 2014 - 10:44 WIB

 Ubah Lahan Galian Tambang Jadi Produktif
PANEN GAMBAS: Nazar saat memanen buah gambas di kebunnya, baru-baru ini. Foto: Rina Dianti Hasan/Riau Pos.

Laporan RINA DIANTI HASAN, Kampar rinadiantihsan@riaupos.co

Buah gambas yang hijau, menjuntai di antara daun-daun seakan-akan memanggil untuk dipetik.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sementara itu cabai merah tampak menghiasi kelompok tanaman lain di lahan seluas satu hektare yang merupakan lahan bekas tambang galian C yang dalam setahun sudah disulap Nazaruddin (31) menjadi areal pertanian.

Nazaruddin, warga desa Sialang Kecamatan Salo ini memang hanya bekerja sendiri dalam mengolah lahan yang tak termanfaatkan untuk budidaya pertanian.

Nazaruddin meminjam tanah kosong pada salah seorang warga yang merupakan tanah bekas galian C dan ditinggal begitu saja.

Akhirnya lahan yang berdekatan dengan pemakaman warga menjadi tempat bagi kerbau untuk mencari rumput dan berkubang.

‘’Saat itu warga antara percaya dan tidak, mungkin karena tidak percaya dan yakin saya gagal maka saya diberi izin,’’ ceritanya pada Riau Pos, baru-baru ini.

Saat itu Nazar yang putus kuliah dan hanya tamatan salah satu pesantren di Palembang ini, bingung karena tidak ada modal, apalagi orangtuanya juga bukan orang tua yang mampu.

Akhirnya dengan nekat Nazar menjual sepeda motor bututnya seharga Rp7 juta, dan digunakan sebagai modal mengolah lahan. ‘’Itu terjadi 5 Januari 2013 yang lalu,’’ ucapnya.

Untuk mengghemat pengeluran, Nazar mengolah lahan secara manual dengan menggunakan cangkul. Tentu saja Nazar menjadi perbincangan banyak orang.

Langkah awal Nazar menanam kacang panjang namun malah merugi. Ini membuat banyak warga mengejeknya, apalagi sayurnya banyak dimakan kerbau yang berkeliaran.

Namun Nazar tidak kapok, iapun menanam gambas dan hasilnya impas, artinya tidak rugi namun juga tidak untung.

‘’Akhirnya saya putuskan belajar dulu pada salah seorang petani di Ridan Bangkinang, bagaimana menanam gambas, saya belajar sekitar dua bulan,’’ ujarnya.

Usai belajar singkat, Nazar mengulang kembali, dan ejekan wargapun terdengar karena sudah dua kali ia belum berhasil. Namunn Nazar bertekad, harus berhasil.

Dari hasil bertani sebelumnya ditambah hasol pinjaman, ia mencoba menanam kembali. Kali ini lahan sehektare dibagi dua. Sebagian ditanam gambas, sebagian lagi ditanam cabai.

Dan untuk ketiga kalinya barulah Nazar berhasil, gambas setengah hektare memberikan keuntungan sebesar Rp8 juta hanya dalam waktu beberapa bulan, dan cabainya memberi keuntungan Rp30 juta dari 15 juta modal yang dikeluarkannya.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook