USAI DEBAT KEEMPAT PILPRES

Kata Anak Buahnya, Prabowo Selangkah Lagi ke Istana

Politik | Minggu, 31 Maret 2019 - 18:26 WIB

Kata Anak Buahnya, Prabowo Selangkah Lagi ke Istana
Moh Nizar Zahro.

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Salah satu kader Partai Gerindra Moh Nizar Zahro yakin jagoannya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sesaat lagi akan melangkah ke istana. Bahkan dia menyebut, satu kakinya sudah ada di istana, tinggal melangkahkah kaki sebelah.

Ketua Umum Satuan Relawan Indonesia Raya atau Satria, Moh Nizar Zahro mengatakan, penampilan Prabowo Subianto dalam debat keempat Pilpres kian meyakinkan rakyat. Bahkan politikus Gerindra itu mengklaim, satu kaki capres 02 tersebut sudah di Istana.
Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

"Selangkah lagi Prabowo akan menjadi penghuni Istana," ucap Ketua Umum Satuan Relawan Indonesia Raya atau Satria Minggu (31/3/2019). Pihaknya meyakini pesta demokrasi 17 April mendatang akan dimenangkan oleh mantan Danjen Kopassus TNI AD itu.

Bagi Nizar, Prabowo secara meyakinkan mengutarakan gagasan, visi misi, program, dan menguasai persoalan. Ketum Gerindra itu juga paham cara membenahi masalah kebangsaan yang selama empat setengah tahun ini dibuat oleh Jokowi. Dalam debat tersebut, Prabowo berulangkali menyebut negara harus kuat agar dihormati dalam percaturan global. Sebaliknya, Jokowi berpikir berbeda, katanya dalam 20 tahun ke depan tidak ada serangan musuh. "Ini pemikiran yang fatal. Buat apa susah payah membangun infrastruktur jika pertahanan mudah dibobol," tuturnya.

Cara cara pikir mantan wali kota Solo itu, lanjut Nizar, pantas saja anggaran militer sedikit sekali di APBN, tidak sebanding dengan luas teritorial dan jumlah penduduk.

Terkait ideologi Pancasila, kata Nizar, Prabowo dengan mantap menjadikan Pancasila sebagai pegangan hidup. hal itu berebeda selama kepemimpinan Jokowi, di mana Pancasila hanya dijadikan tameng. "Bahkan Pancasila telah dijadikan batas demarkasi antara pendukung dan pengkritik. Rakyat telah dibelah tak ubahnya era kolonial dengan politik devide et impera." tegas Nizar.(fat)

Editor: Fopin A Sinaga









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook