PEKANBARU (RP) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau bakal mengundurkan jadwal rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara Pemilihan Gubernur Riau (Pilgubri) putaran kedua menjadi Jumat (6/12) mendatang.
Ini karena pada Rabu (4/12), sesuai jadwal semula, juga bersamaan dengan penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu Legislatif tingkat nasional.
Oleh karena itu, pleno tingkat KPU Provinsi ditunda dua hari karena komisoner berangkat ke Jakarta. ‘’Karena ada kegiatan penetapan DPT makanya ditunda 6 Desember,’’ kata Ketua KPU Provinsi Riau Ir H Tengku Edy Sabli MSi kepada Riau Pos, Jumat (29/11).
Edy menjelaskan, rapat pleno rekapitulasi 12 kabupaten/kota akan digelar di Hotel Aryaduta mulai pukul 14.00 WIB.
Ia juga menjelaskan, tahapan Pilgubri putaran kedua sampai kemarin masih melakukan rekapitulasi penghitungan di tingkat PPS di kelurahan dan desa.
Jadwal rapat pleno terbuka pada 28-30 November memang masih di PPS. Tapi bagi PPS yang sudah selesai melakukan rapat pleno rekapitulasi, maka bisa langsung mengantarkannya ke PPK di tingkat Kecamatan.
‘’Rapat pleno masih di PPS, tapi jika sudah selesai tidak harus menunggu, bisa langsung dikirim ke PPK,’’ jelas Edy Sabli.
Memang jadwalnya berbeda dari pleno Pilgubri putaran pertama lalu yang harus serentak di setiap tingkatan. Di putaran kedua ini, bagi tingkatan yang selesai lebih dulu sudah bisa mengantarkan ke tingkatan di atasnya sampai ke KPU provinsi. ‘’Jadwalnya sengaja dibuat beririsan,’’ kata Edy.
Dikatakan dia, 29 November hingga 1 Desember merupakan rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan suara di tingkat PPK. Sedangkan di tingkat KPU kabupaten/kota penghitungan dilaksanakan 1-3 Desember.
DPP Apresiasi Kerja Golkar Riau
Di bagian lain, kemenangan pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau Anas Maamun-Arsyadjuliandi Rachman berdasarkan quick count di Pilgubri putaran kedua dinilai tak terlepas proses pembinaan kader dan organisasi sejak lama.
Meski baru penghitungan sementara versi hitungan cepat oleh sejumlah lembaga survei, namun diyakini hasilnya tidak jauh berbeda dengan perhitungan resmi oleh KPU Provinsi Riau.
Hal itu diutarakan Wakil Sekjen DPP Partai Golkar Musfihin Dahlan menanggapi kemenangan pasangan calon yang diusung partai Golkar di Pilgubri.
Menurutnya, peranan para tokoh-tokoh lama Golkar tersebut mengakibatkan mesin partai berjalan secara optimal, meskipun menghadapi Herman Abdullah, yang juga merupakan kader Golkar senior di Riau.
Keberhasilan tersebut, juga menunjukkan Partai Golkar menghargai struktur organisasi karena reputasinya yang telah teruji secara konsisten.
‘’DPP menghargai atas kinerja kader, pengurus dan para tokoh senior yang masih konsisten dalam berorganisasi. Kendati ada kader di luar dan juga tokoh, tapi yang diutamakan struktur organisasi. Ini bukti berjalannya mesin partai. Di situlah kunci kemenangan pasangan AMAN,’’ ujar mantan anggota DPR RI dari Dapil Riau itu.
Musfihin juga menjelaskan Anas menjadi kader dan memimpin Golkar sejak 1971-an atau tidak lama setelah Golkar berpolitik pada 1971 atau tujuh tahun setelah Golkar berdiri pada 1964.
‘’Pak Annas itu sudah jadi kader pada 1970 dan aktif di Golkar setahun berikutnya. Jadi tak perlu diragukan lagi ketokohannya,’’ terang Musfihin yang kembali menjadi caleg Parta Golkar 2009-2014 dari daerah pemilihan Banten.
Kemenangan yang diraih kader Golkar di Riau, lanjutnya, mestinya dicontoh seluruh Ketua DPD Partai Golkar se-Indonesia keberhasilan pembinaan kader dan organisasi di Riau yang dilakukan secara berkelanjutan.
‘’Selayaknya DPD-DPD Golkar provinsi lain meniru pembinaan kader dan organisasi di Riau,’’ imbaunya.
DPP Demokrat Minta Rapatkan Barisan
Ketua DPP Partai Demokrat Bidang Departemen Pertanian, Herman Khaeron meminta seluruh kadernya di Riau tak lagi larut dengan kekalahan di Pilgubri, baik pada putaran pertama dan kemungkinan di putaran kedua.
‘’Saya kira pertarungan di tingkat lokal sudah usai, kini saatnya menghadap pertarungan di tingkat nasional. Kita berharap Pileg dan Pilpres 2014 mendatang kembali dimenangkan Partai Demokrat,’’ harap Herman Khaeron kepada Riau Pos di Jakarta, Jumat (29/11).
Ia berharap perselisihan, polemik dan perbedaan pandangan yang terjadi di tubuh Demokrat pada Pilgubri Riau 2013, tidak lagi berimbas pada Pileg dan Pilpres mendatang. ‘’Jadi seluruh petinggi, pimpinan, kader partai Demokrat di Riau harus bersatu padu, satu sikap dan suara serta mempererat kembali hubungan yang akhir-akhirnya sempat renggang akibat perbedaan sikap,’’ pinta anggota DPR RI itu.
Berbeda dengan Ketua Dewan Pembina Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kabupaten Kampar H Jefry Noer yang mengaku kader di Kampar sudah membuktikan diri bekerja keras pada putaran kedua. Sebagai bentuk konsistensi kader dalam menghormati keputusan partai mendukung pasangan Herman Abdullah-Agus Widayat.
‘’Kalau hasilnya, kita kan sudah lihat di quick count. Meski demikian, tentu hasil yang resmi mesti kita tunggu di pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) nanti,’’ ungkap Jefry.
Sementara Ketua Harian DPD AMDI Provinsi Riau AM Deri Kadir meminta, kekalahan pasangan Herman-Agus sebagai pelajaran. ‘’Harus jadi pelajaran bagi Partai Demokrat. Pemimpin harus lebih memahami apa yang menjadi aspirasi kader maupun konstituen Partai Demokrat,’’ kata Deri.
Musdalub Belum Diagendakan
Rencana Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) DPD Partai Demokrat Provinsi Riau masih belum diagendakan sampai saat ini.
Meskipun sebelumnya disebut-sebut akan menggelar Musdalub untuk memilih ketua definitif setelah pemungutan suara Pilgubri.
Sekretaris Umum DPD Partai Demokrat Provinsi Riau Koko Iskandar mengatakan jika sesuai prosedur, DPD Partai Demokrat mengajukan surat permohonan Musdalub kepada DPP Partai Demokrat di Jakarta, Jumat (29/11).
‘’Belum ada agenda Musdalub, sampai saat ini DPD belum mengajukan permohonan ke DPP,’’ kata Koko.(yud/rul/why/end)