Ketua DPP Golkar Bantah 25 DPD Ingin Percepatan Munas Pergantian Ketum

Politik | Rabu, 29 Mei 2019 - 12:54 WIB

Ketua DPP Golkar Bantah 25 DPD Ingin Percepatan Munas Pergantian Ketum
Happy Bone Zulkarnain.

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Ketua Korbid Hankam, Hukum dan HAM, DPP Golkar Happy Bone Zulkarnain angkat bicara menanggapi kabar adanya Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar yang menginginkan pergantian ketua umum. Dia mengaku tidak menemukan komplain dari 25 DPD I yang meminta ketua umum Golkar untuk mundur karena dinilai gagal dalam mencapai target pada pemilu 2019.

“Ini menjawab pernyataan Aziz Samual (politikus Golkar) yang sebelumnya menyatakan bahwa sebanyak 25 DPD I Partai Golkar mengehendaki percepatan Munas Golkar,” ujar Happy di DPP Golkar Jakarta, Selasa (28/5).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sebaliknya, menurut dia, DPD I justru mengapresiasi Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto karena sudah mendorong kader untuk berjuang di dapilnya masing-masing. Misalnya dari DPD Jabar yang menyampaikan bahwa Airlangga Hartarto telah menyelamatkan Golkar dari keterpurukan.

Kemudian DPD Jawa Timur Zainudin Amali ikut mengapresiasi Airlangga yang sudah berhasil memompa semangat kader untuk berjuang dalam pemilu serentak kemarin. “Ditambah lagi dari beberapa DPD Golkar lain, seperti Sultra, NTT dan lain-lain,” terang Happy.

Tidak hanya itu, lanjut dia, Ormas pendiri Golkar seperti MKGR melalui Ketua umumnya Roem Kono dan Ketum Kosgoro 1957 Agung Laksono juga mengimbau untuk tetap menjaga soliditas mendukung dan mengapresiasi kepemimpinan Airlangga Hartarto di Partai Golkar.

“Demikian juga Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) yang merasa berhasil mengantarkan 19 kader perempuan terbaik duduk di senayan pada Pileg 2019. Ini merupakan bagian dari support kerja keras DPP yang cukup signifikan,” katanya.

Karena itu, dia mengaku tidak sependapat bahwa Ketua Umum Airlangga gagal memimpin Golkar dalam pemilu 2019. Alasannya, menurut Happy, pertama, Airlangga menjadi ketua umum ketika Golkar sedang diterpa ‘badai’ yang dahsyat sekali. Bahkan beberapa lembaga survei menilai elektabilitas Golkar hanya diangka 6-7 persen.

“Maka keberhasilan perolehan peringkat kedua setelah PDIP dengan jumlah 85 kursi atau berada dikisaran 14,78 persen, seharusnya kita lebih fair dan jernih dalam menilai bahwa itu merupakan prestasi, mengingat pencapaian itu sudah jauh melewati penilaian lembaga-lembaga survey di kala itu,” ungkapnya.

“Kedua, baru pertama dalam sejarah Golkar pasca reformasi berhasil mengusung capres dan wapres menjadi pemenang pemilu dibawah kepemimpinan Airlangga Hartarto,” sambungnya.

Pencapaian Golkar di ba­wah kepemimpinan Airlangga itu dinilai menunjukkan semangat kerja kader dan mesin partai yang solid dan efektif. Bahkan di tengah kondisi partai yang beberapa tokohnya di level nasional dan daerah tertimpa berbagai kasus hukum dengan KPK.

Happy pun mengajak ka­der-kader partai Golkar menyikapi fenomena pasca pemilu serentak ini sebagai momentum untuk membangun soliditas agar Golkar semakin eksis dan menjadi barometer politik nasional. “Kita harus fokus menatap ke depan dengan modal yang ada sekarang untuk memenangkan suara rakyat di tahun 2024,” ujarnya.(jpg)

Editor: Eko Faizin









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook