PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pilkada 2020 yang diselenggarakan saat masa Pandemi kali ini memiliki tantangan tersendiri. Dimana pemilihan kepala daerah saat ini harus menjaga ketat protokol kesehatan. Hal yang paling penting dalam protokol kesehatan saat pandemi salah satunya adalah menjaga jarak dan meminimalisir kontak tubuh secara langsung.
Solusi kongkrit hari ini adalah dengan pemanfaatan teknologi informasi. Perubahan kearah digital hari ini mau tak mau harus dilakukan. Begitu pula penerapannya dalam kontestasi Pilkada 2020.
Ketua Umum Asosiasi Teknologi Informasi dan Open Source (ATIOS) Azwir Irvannanda kepada media melalui siaran tertulisnya mengungkapkan pemanfaatan teknologi pada Pilkada 2020 ini sudah menjadi sebuah keharusan.
“Selain membantu di dalam menjaga protokol kesehatan, sebenarnya juga memberikan kepastian data dan informasi yang realtime kepada kontestan,” kata dia.
Lebih lanjut dijelaskan oleh pemuda yang akrab disapa Irvan tersebut, teknologi dapat membantu meminimalisir terjadinya kontak fisik, dapat diterapkan menjadi dua bagian, baik sesama internal tim calon, maupun calon dengan masyarakat sebagai calon pemilih.
Sebagai contoh untuk internal calon, dengan menggunakan teknologi atau sistem informasi manajemen pilkada tim dapat berkomunikasi dan berkoordinasi secara terukur dengan hanya melalui perangkat mereka, melakukan pelaporan atau monitoring pergerakan, pengumpulan dokumen-dokumen dapat dilakukan lewat online tidak perlu mengumpulkan berkas ke posko atau tempat-tempat berkumpul yang dapat memungkinkan terjadinya penyebaran Covid-19.
"Sudah ada banyak vendor teknologi yang mendukung kontestan pilkada dalam memanajemen kegiatan suksesi untuk pilkada mereka, salah satu contohnya vendor lokal di Pekanbaru dengan layanan politisi.online dari NETKRIDA, tinggal hanya apakah calon dan timnya sadar akan hal ini,” beber Irvan.
"Meskipun teknologi online belum dapat sepenuhnya mengcover kegiatan pilkada tersebut, seperti halnya daerah yang minim jaringan internet, namun itu hanya sebagian kecil,” lanjutnya.
Kesadaran akan pentingnya menjaga protokol kesehatan dalam komunikasi dan koordinasi politik saat pandemi ini harus betul diperhatikan oleh kontestan pilkada. Karena ini menyangkut hajat orang banyak.
"Pemanfaatan teknologi dalam pilkada tak hanya meminimalisir pandemi Covid-19, tapi juga meminimalisir kesalahan, waktu, dan ongkos politik seperti transportasi, cetak mencetak, dan sebagainya,” tutup Irvan.
Laporan: Eka G Putra (Pekanbaru)
Editor: Harry B Koriun