JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Presiden RI Joko Widodo secara terbuka menyampaikan permintaan maaf kepada publik. Pasalnya, tidak semua kepentingan politik bisa terakomodir dalam Kabinet Indonesia Maju. Sikap itu dimakanai PDIP sebagai bentuk kenegerawanan Jokowi.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto mengatakan, penyusunan kabinet sendiri adalah hak prerogatif presiden. Tentu semunya sudah dipikirkan secara matang.
"Artinya presiden menunjukkan kualitas seorang pemimpin yang rendah hati. Jokowi berani mengakui bahwa dalam hal menyusun tidak bisa kita lihat menyenangkan semua pihak," ujar Hasto di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan, Senin (28/10).
Hasto menyampaikan, dalam berpolitik sudah menjadi hal wajar apabila tidak semua pihak terpuaskan. Karena akan selalu ada perdebatan dalam setiap kebijakan. Terlepas dari itu, tugas seorang pemimpin tetap harus mengutamakan kepentingan bangsa.
"Pemimpin itu menurut Steve Jobs, bukan penjual es krim yang bisa membuat semuanya senang. Pemimpin itu memegang tanggaungjawab bagi kemajuan, sehingga tolak ukurnya adalah keputusan politik," tegasnya.
Sebelumnya, Jokowi menyebut komposisi Kabinet Indonesia Maju sudah ideal. Oleh karena itu dia meminta maaf apabila ada partai yang tidak terakomodir di dalam penyusun kabinet.
"Tidak mudah menyusun kabinet yang harus beragam karena memang Indonesia adalah Bhinneka Tunggal Ika. Oleh sebab itu, saya sadar mungkin yang senang atau yang gembira karena terwakili dalam kabinet itu hanya 34 orang yang dilantik," kata Jokowi di Jakarta, Sabtu (26/10).
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyampaikan, penyusunan kabinet sudah melalui proses panjang. Dan dalam sebuah demokrasi pasti ada yang tidak terpilih, karena proses pemilihan melalui seleksi.
"Jadi saya mohon maaf tidak bisa mengakomodir semuanya karena ruangnya hanya 34," imbuh Jokowi.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal