Sri Mulyani: Tantangan Besar Informasi Publik di Tahun Politik

Politik | Selasa, 28 Agustus 2018 - 04:40 WIB

Sri Mulyani: Tantangan Besar Informasi Publik di Tahun Politik
Menteri Keuangan, Sri Mulyani.

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kebutuhan masyarakat akan informasi terus meningkat seiring kemajuan teknologi. Namun, upaya tersebut tidaklah mudah. Pasalnya, informasi hoax atau palsu kerap merusak kebenaran informasi dari sumber utamanya.

Apalagi, sejak tahun ini sampai dengan 2019 mendatang, Indonesia telah memasuki tahun politik. Informasi dari pemerintah ke masyarakat kerap diwarnai kontroversi. Informasi hoax jadi alasannya.

Baca Juga :Tangis Bahagia Luhut saat Maruli Simanjuntak Dilantik Presiden Jadi KSAD

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui ada tantangan besar dalam menyampaikan informasi publik di tengah tahun politik. Meski demikian, pihaknya menegaskan komitmen pemerintah khususnya Kementerian Keuangan untuk memberikan informasi yang kredibel, transparan, dan akuntabel.

"Kemenkeu mengelola informasi yang begitu banyak. Kita ingin mengelola supaya transparan. Kita ingin akuntabel dan ingin masyarakat mendapatkan informasi yang kredibel. Kita juga ingin menyampaikan informasi dengan konteks yang benar. Kalau kita bicara tren, rasio, masyarakat nggak lihat hanya satu aspek saja, namun informasinya begitu banyak," ujarnya di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (27/8).

Selain itu, di tahun politik ini pihaknya juga siap memberikan informasi publik secara jelas dan transparan. Hal itu dilakukan untuk mencegah kegaduhan yang diakibatkan dari informasi palsu.

"Karena Kemenkeu akan terus-menerus, artinya dari presiden ke presiden, zaman Orde Baru sampe sekarang, informasinya ada di sini. Dan semuanya bisa kita berikan ke dalam konteks-konteks yang kita ingin sampaikan ke masyarakat," terangnya.

Oleh karena itu, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut ingin masyarakat bisa mengakses informasi yang disediakan Kementerian Keuangan dengan mudah. Sehingga, masyarakat tidak perlu mencari sumber-sumber informasi yang kredibilitasnya belum jelas.

"Tantangannya banyaknya informasi yang ingin kita sampaikan, menyampaikan keseluruhan secara kredibel dan kontekstual, supaya masyarakat mearasa bisa memiliki akses tidak perlu mendapatkan dari sumber-sumber yang lain karena ada di sini," pungkasnya.(ce1/hap/JPC)

Sumber: JPNN









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook