UJUNG TANJUNG (RP) - Hiburan dari panggung rakyat masih mengalunkan lagu dangdut, saat calon Gubernur Riau HM Lukman Edy menjejakkan kakinya pada lokasi acara kampanye dialogis di sebuah kediaman pinggir Jalan Lintas Balam, Bangko Pusako, Selasa (27/8).
Jarum jam saat itu menunjukkan pukul 15.30 WIB. Begitu keluar dari mobil, LE, panggilan populernya, langsung disambut dan bersalaman dengan jajaran pengurus DPC PDI Perjuangan Kabupaten Rohil di antaranya Ketua Drs Jamiluddin, anggota DPRD Rohil Fraksi PDI Perjuangan.
Mantan Menteri Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal ini lantas menyempatkan diri untuk melantunkan lagu ‘’Jalan Lurus’’ yang dipopulerkan Gita Gutawa yang sudah diubah suai.
Sehingga terdapat lirik-lirik yang isinya mengajak untuk memilih pasangan yang terkenal dengan singkatan Lurus atau Lukman Edy-Suryadi Khuisaini ini.
Setelah lagu, LE langsung melakukan orasi di lokasi acara yang cukup dipadati warga dan partisipan yang hadir.
Sebagiannya mengenakan pakaian satgas dan relawan PDI bercorak merah sebagian berpakaian bebas saja. Di sejumlah titik terlihat personil kepolisian Polres Rohil berjaga-jaga dan memantau situasi.
Pada awal orasinya, LE mengaku bangga dengan kenyataan bahwa setelah debat di salah satu televisi nasional beberapa waktu lalu, program yang ditawarkan pihaknya yang terkenal dengan slogan Empat Pilar itu mendapatkan atensi khususnya salah satunya di bahas pada perbincangan pagi di TV One.
‘’Dengan demikian harus diakui dari berbagai program yang ditawarkan, maka apa yang kami sampaikan itu merupakan hal yang dianggap rasional dan dapat terealisasikan. Bukan semata-mata janji saja,’’ ujarnya.
Dari empat pilar tersebut, pria Kelahiran Teluk Pinang ini menerangkan yang pertama adalah Program Dana Rp2 miliar per-desa. Program itu nantinya secara langsung menciptakan kemandirian di desa.
Sehingga unit terkecil dari pemerintahan itu tidak lagi bergantung sepenuhnya pada kebaikan hati pemimpin pemerintahan di atas seperti bupati atau pun gubernur.
Dengan dana sebesar itu dinilai mampu menggerakkan potensi di desa secara akar rumput. Mengingat problem yang sebenarnya terjadi di tingkatan desa memang dipahami dengan baik oleh masyarakat dan aparatur desa itu sendiri.
Pola pembangunan dari atas ke bawah, menurutnya, sudah tidak relevan lagi. Meski dana itu cukup besar, namun menurut LE hal itu memungkinkan karena APBD yang dimilik Provinsi Riau sangat besar.
‘’Dengan dana sebesar itu peruntukkannya jelas, dapat didistribusikan oleh masyarakat desa. Misalnya sebut saja untuk honor petugas desa, pemandi mayat di kampung. Intinya gunakan kekuatan dana desa untuk pembangunan,’’ kata LE.
Lanjutnya, bila dikalkulasikan dengan jumlah desa yang ada, maka diperlukan sekitar Rp2 Triliun saja per tahun. Sekarang APBD Riau mencapai Rp9 triliun, sementara kemampuan keuangan negara terus mengalami peningkatan.
Sasaran utama yang akan digerakkan untuk program itu adalah pengentasan kemiskinan. Memberikan bantuan pendidikan gratis hingga tingkat sarjana.
Pengentasan kemiskinan dengan cara menjatah setiap rumah tangga miskin dengan kebun sawit seluas dua hektare. Meningkatkan pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat.
Ia bahkan menantang apabila dalam beberapa bulan pada masa kepimpinannya salah satu program pilar itu tidak berjalan bersedia dituntut ke pengadilan sebagai pembohongan publik.(fad)