JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Pembuatan dan penyebaran berita bohong alias hoaks menunjukkan peningkatan seiring makin dekatnya Pemilu 2019. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mencatat peningkatan hoaks sejak Agustus 2018 hingga Februari 2019.
Pada Januari 2019, jumlah hoaks bertambah menjadi 175 atau ada peningkatan tujuh kali lipat dibandingkan Agustus 2017. “Hingga Februari ada 353 hoaks,” paparnya.
Rudiantara juga memerinci media sosial yang dipakai untuk penyebaran hoaks. Menurutnya, paling banyak hoaks menyebar melalui Facebook dan Instagram.
“Kalau di Twitter jauh menurun. Ya kelompok keluarga itulah, FB dan Instagram," imbuhnya.
Mantan petinggi di berbagai perusahaan telekomunikasi itu menambahkan, hoaks paling banyak atau sekitar 23 persen berkaitan dengan politik. “Mungkin ada kaitannya dengan tahun pesta politik," sebut dia.
Rudi menambahkan, Kemenkominfo sudah berupaya mengatasi hoaks dari hulu hingga hilir. Upaya pemberantasan hoaks juga dengan melalui literasi, sosialisasi dan penindakan oleh kepolisian.
"Karena tidak bisa Kominfo menyelesaikan ini sendiri. Literasi semua elemen harus ikut," tuturnya.
Selain itu Rudiantara juga mengimbau masyarakat tidak membuat hoaks apalagi bersitegang karena Pemilu 2019. Sebab, pemilu adalah pesta demokrasi.