JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Hubungan Partai Nasdem di koalisi pemerintahan Joko Widodo penuh dinamika. Apalagi pascapartai yang diketuai Surya Paloh itu mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden.
Kamis (26/1) lalu Jokowi mengundang Surya Paloh ke Istana Kepresidenan, Jakarta. Melalui pesan singkat, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin menyatakan, memang ada pertemuan pada Kamis sore itu. "Betul ada pertemuan tersebut kemarin sore (Kamis sore, Red)," bebernya.
Ketua DPP Partai Nasdem Sugeng Suparwoto membeberkan, pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi itu berlangsung sekitar pukul 14.00. Sugeng mengaku sempat menanyakan kepada Surya Paloh terkait pertemuan lebih dari sejam tersebut. Dia mendapat cerita bahwa pertemuan itu seperti adik kakak yang sudah tiga bulan tidak berkomunikasi.
"Saya menduga bahwa ini adalah cara membangun kebersamaan. Saya tahu persis karena saya sering mendampingi Pak Surya ketemu Pak Jokowi," ungkap dia kemarin (27/1).
Ketua DPP Partai Nasdem Effendy Choirie meyakinkan bahwa partainya masih mendukung Jokowi meski mengusung Anies Baswedan. "Sampai 2024 Nasdem mendukung seperti komitmen awal," ungkapnya. Ketika disinggung terkait reshuffle, dia tak ingin membahas hal tersebut.
Di lain sisi, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengajak Partai Nasdem dan PKS untuk segera membentuk Sekretariat Perubahan sebagai bukti keseriusan dan komitmen Partai Demokrat untuk mewujudkan koalisi. Terkait bakal calon presiden (bacapres), sudah ada kesamaan cara pandang dari ketiga partai untuk mengusung Anies Baswedan sebagai bacapres 2024.
Sementara itu, bakal calon wakil presiden (bacawapres) diserahkan kepada Anies. Meskipun Demokrat dan PKS juga memiliki usulan nama.
"Jangan sampai faktor penentuan bacawapres ini justru menjadi hal yang menghambat bagi terbentuknya Koalisi Perubahan," kata AHY.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi