PEKANBARU (RP) - Sebanyak 4.000.459 rakyat Riau yang tercatat di Daftar Pemilih Tetap (DPT) diimbau untuk memberikan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS), Rabu (27/11) mulai pukul 7.00-13.00 WIB.
Untuk menentukan siapa yang akan memimpin Bumi Lancang Kuning lima tahun ke depan, rakyat Riau tinggal memilih salah satu pasangan dari dua pasang calon yang bertarung di Pemilihan Gubernur Riau (Pilgubri) putaran kedua ini.
Memang, Pilgubri putaran kedua ini hanya menyisakan dua pasangan, yakni nomor urut 1 Herman Abdullah-Agus Widayat (HA) dan nomor urut 2, Annas Maamun-Arsyadjuliandi Rachman (Aman).
Sebelumnya, kedua pasangan ini meraih suara terbanyak dari lima pasangan calon saat putaran pertama pada 4 September lalu.
Imbauan tersebut disampaikan langsung Penjabat (Pj) Gubernur Riau Prof Dr Djohermansyah Djohan saat pertemuan dengan pasangan calon, KPU Riau, Forkopimda, Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) dan tokoh masyarakat lainnya di Balai Adat melayu Riau Jalan Diponegoro, Pekanbaru, Selasa (26/11).
‘’Kalau masyarakat Riau ingin adanya perubahan, maka gunakanlah hak pilih karena tidak akan memakan waktu lama di bilik suara,’’ sambungnya.
Imbauan senada juga disampaikan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Riau Ir H Tengku Edy Sabli MSi yang mengharapkan seluruh masyarakat Riau yang tercatat dalam DPT untuk menggunakan hak pilihnya untuk menentukan pemimpin Riau lima tahun ke depan.
‘’Kami berharap di Pilgubri putaran kedua ini, semua masyarakat menggunakan hak pilihnya. Semua diminta untuk datang ke TPS untuk memilih. Tentunya masyarakat sudah punya pilihan pasangan mana yang dipercaya memimpin Riau ke depan,’’ kata Edy Sabli.
Edy Sabli menegaskan, banyak cara yang bisa digunakan masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya kalau belum menerima undangan dari petugas.
Masyarakat bisa menggunakan KTP sebagai bukti yang diperlihatkan pada Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) di TPS sepanjang mereka terdaftar dalam DPT, DPS bahkan DP4.
‘’Jadi jangan sampai tidak menggunakan hak suaranya. Gunakan lah hak suara untuk menentukan masa depan Riau, pemimpin Riau,’’ ujarnya.
Edy mengatakan, pemilih yang tidak mendapatkan undangan dan tidak terdaftar di DPT, tapi terdaftar di DPS dan DP4, diberikan kesempatan untuk menggunakan hak suaranya mulai pukul 12.00-13.00 WIB.
‘’Jadi ada waktu satu jam untuk masyarakat dengan kondisi seperti ini. Karena itu, mari kita datangi beramai-ramai TPS-TPS yang ada,’’ ujarnya.
Sementara Ketua Bawaslu Riau, Edy Syarifuddin SAg meminta seluruh penyelenggara dan masyarakat untuk tidak curang atau melakukan kesalahan-kesalahan yang membuat terganggunya pemilihan. Edy juga meminta bersama-sama mengawasi jalannya pemungutan suara sampai terpilihnya Gubernur Riau.
‘’Mari sama-sama mengawasi agar Pemilihan Gubernur bebas dari segala kecurangan dan pelanggaran hukum,’’ kata Edy Syarifuddin.
Kemarin atau satu hari jelang pencoblosan, Penjabat (Pj) Gubri Djohermansyah Djohan mempertemukan dua pasang pasangan Cagubri-Cawagubri di Balai Adat Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau.
Pertemuan ini untuk mewujudkan Pilkada tertib dan lancar sehingga apapun hasilnya diharapkan dapat menerima kemenangan maupun kekalahan karena tujuan utama adalah menjadikan Riau lebih baik.
‘’Pilgubri berkualitas harus tercipta di Riau, mulai dari penyelenggaraan. Agar jangan sampai pecah tali persaudaraan yang sudah terbangun. Jangan merusak silaturahim anak negeri Melayu. Karena siapapun yang menang atau kalah, haruslah berkomitmen untuk menjadikan Riau lebih baik,’’ tegas Djohermansyah kepada Riau Pos usai pertemuan, Selasa (26/11).
Turut hadir di pertemuan kemarin Ketua MKA LAM Riau Tenas Effendy, Ketua Harian LAM Riau Al azhar, Ketua DPRD Riau Johar Firdaus, Kapolda Riau Brigjen Pol Condro Kirono, Danrem 031/WB Brigjen TNI Prihadi Agus Irianto dan mantan Plt Gubri HR Mambang Mit, Ketua KPU Riau Ir H Tengku Edi Sabli MSi dan Ketua Bawaslu Riau Eddy Syarifuddin dan ratusan tokoh masyarakat Riau.
Sementara pasangan calon yang hadir Cagubri Herman Abdullah tanpa Cawagubri Agus Widayat. Demikian pula Cagubri Annas Maamun hanya diwakili pasangannya Cawagubri Arsyadjuliandi Rachman.
Pj Gubri Djohermansyah mengungkapkan, Pilgubri berkualitas juga dapat terwujud dengan pelaksanaan yang berjalan tertib, lancar dan damai.
Tanpa ada gesekan atau pancingan gesekan dari tim-tim pasangan di lapangan. Dirjen Otonomi Daerah (Otda) Kemendagri tersebut mengatakan, berdasarkan laporan dari KPU Riau yang diterima semua persiapan sudah terlaksana. Mulai dari logistik semuanya sudah berjalan lancar dan tidak ada kendala berarti.
‘’Persiapan sudah oke. Mudah-mudahan pada pelaksanaan bisa berjalan tertib dan tentram serta lancar,’’ jelasnya. Menurut dia, seluruh kandidat bisa mendukung Pilgubri selagi tetap berkomitmen. Mudah-mudahan Pilgubri bisa meniru Inhil, sehingga demokrasi di Riau bisa jadi model dan contoh demokrasi yang baik.
Djohermansyah juga menambahkan, waktu jelang pemilihan ke TPS masih bisa dimanfaatkan untuk mengajak masyarakat agar berbondong-bondong hadir dan menggunakan hak suara. Meningkatkan angka pemilih di atas 61 persen harus dilakukan bersama.
Sedangkan Ketua MKA LAM Riau H Tenas Effendy mengharapkan kedua pasangan calon dapat menjunjung adat Melayu yang harus menjaga khasanah kebudayaan Melayu itu sendiri. Dan rakyat haruslah dapat memilih dengan cerdas sesuai dengan hati nurani.
‘’Pemimpin harus mampu memayungi dan menaungi umat yang dipimpin. Juga memimpin secara adil dan benar. Jangan karena keluarga, saudara dan suku, karena dengan sikap itu akan memecah belah nantinya,’’ kata Tennas.
Hal senada dikatakan Ketua Harian LAM Riau, Al azhar. Di mana melalui majelis silaturahim tersebut diharapkan dapat jadi si tawar si dingin dalam suasana yang cukup panas pada pelaksanaan Pilgubri. Karena tak bisa dikesampingkan, isu-isu negatif yang muncul dan beredar dikhawatirkan dapat memecah.
Kapolda Riau Brigjen Pol Condro Kirono MM MHum meminta masyarakat menjaga kondusifitas keamanan dan ketertiban selama proses Pilgubri berlangsung. Meskipun mereka memiliki pilihan calon yang berbeda.
‘’Kita ke depankan silaturahmi dan rasa persaudaraan,’’ ujar Kapolda Riau kepada Riau Pos, Selasa (26/11).
Sementara itu, pengamat politik Riau Ali Yusri memprediksi partisipasi pemilih akan turun dari putaran pertama lalu yang mencapai 61 persen. ‘’Ada kecenderungan menurun. Menurut hemat saya tidak akan sampai pada angka 60 persen. Ada dua faktor yang akan mempengaruhi terkait angka partisipasi ini,’’ tuturnya menjawab Riau Pos, Selasa (26/11).
Pertama, kata Ali, faktor teknis pemilihan. Dimana pemilih-pemilih sektor informal dari perusahaan atau pekerja akan sangat berpengaruh terhadap kehadirannya ke TPS. Kedua, terkait hubungan (jarak) emosional pemilih dan yang dipilih.
Dimana pada putaran pertama ada lima pasang, sekarang tinggal dua pasang atau empat orang saja.
‘’Yang dipilih dengan yang memilih ada kecenderungan kedekatan emosional,’’ katanya.
Demikian pula struktur partai juga akan menunjukkan tingkat partisipasi pemilih. Disinggung mengani potensi konflik, ia menilai tidak akan terjadi. Karena suara yang masuk melampaui daerah pemilihan kabupaten.
Imbasnya pada partai politik, dimana tingkat konflik di daerah perbatasan itu akan berdampak pada dukungan partai itu sendiri.(egp/rio/ali/rul/esi)