MESKI JADI PETAHANA

Kisah SBY di Pilpres 2009 Perintahkan Aparat Tetap Netral

Politik | Rabu, 27 Juni 2018 - 16:50 WIB

Kisah SBY di Pilpres 2009 Perintahkan Aparat Tetap Netral
Susilo Bambang Yudhoyono. (JPG)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Meski maju sebagai petahana pada Pilpres 2009, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan tetap memerintahkan aparat keamankan untuk netral, tidak melanggar sumpah, dan janji jabatan.

"Waktu itu di hadapan para jenderal. laksamana, marsekal, Polri di hadapan pers, (meminta aparat) supaya netral dari pusat sampai ke bawah," katanya usai mencoblos di TPS 06, Cikeas, Jawa Barat, Rabu (27/6/2018).

Baca Juga :SBY Ingatkan Caleg Demokrat Jangan Janji Muluk-Muluk

Hal yang sama juga terjadi saat penyelenggaraan Pilpres 2014. Pada akhir masa jabatannya, Ketua Umum Partai Demokrat itu memerintahkan Polri, TNI dan BIN untuk netral meski dirinya mengetahui kalau elektabilitas Demokrat terus melorot.

"Alhasil memang Partai Demokrat menurun separuh suaranya, kami mengakui, ikhlas, karena memang waktu itu saya nilai pemilu jujur dan adil," tuturnya.

SBY menerangkan, netralitas aparat dalam politik merupakan amanat dan sumpah janji jabatan sehingga tidak boleh dilanggar. Dia pun mengingatkan dalam setiap kompetisi, para peserta harus siap menang dan kalah.

Dia mengimbau agar setiap peserta memperjuangkan kemenangan dengan cara jujur.

"Hakikatnya gini, kalah-menang dalam pemilu dan pilkada adalah keniscayaan. Tidak mungkin menang keduanya. Tidak mungkin kalah keduanya," jelasnya.

Karena itu, sejak 2009 lalu, dia selalu meminta aparat TNI, Polri dan BIN bisa menjaga netralitasnya. Dengan begitu, bisa terpilih pemimpin yang berkualitas. SBY menyebut, cara-cara tidak jujur akan menimbulkan ketidakpuasan, yang mungkin saja akan disalurkan dengan cara-cara tidak baik.

"Nah inilah yang harus kami cegah, untuk menjamin jujur dan adilnya setiap pilkada dan pemilu," tuntasnya. (gwn)

Sumber: JPG

Editor: Boy Riza Utama









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook