JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Sejumlah kalangan menyambut positif putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengizinkan kampanye di lingkungan lembaga pendidikan, termasuk kampus. Ketua Umum Asosiasi Rektor Merah Putih Ojat Darojat mengatakan, lampu hijau dari MK itu sekaligus bisa menghidupkan pendidikan politik di kalangan mahasiswa maupun civitas kampus lainnya.
Ojat yang juga Rektor Universitas Terbuka (UT) itu mengatakan politik bukan sesuatu yang haram untuk masuk ke kampus. Justru bisa menghidupkan pendidikan politik secara lebih nyata untuk mahasiswa.
"Menurut saya pendidikan politik ini sangat dibutuhkan bagi mahasiswa," katanya usai membuka turnamen Tenis Meja Pelajar Nasional 2023 di kampus UT pada Jumat (25/8) sore.
Meski begitu, Ojat menyampaikan ada koridor atau rambu-rambu aktivitas kampanye di kampus. Di antaranya adalah tetap menjunjung tinggi kaidah akademik. Kemudian tetap menjaga situasi lingkungan kampus tetap kondusif dan tertib.
"Kampanyenya jangan vulgar," jelasnya. Tetapi kampanye yang berorientasi membangun pengetahuan politik mahasiswa dan civitas kampus. Kemudian adu gagasan untuk membangun bangsa. Sehingga kampanye di kampus nuansanya adalah membuka khazanah politik yang dewasa dan bermartabat. Serta semata-mata untuk kepentingan bangsa.
Selain itu, Ojat berharap kampanye di kampus meningkatkan rasa keterlibatan mahasiswa pada agenda politik. Sehingga bisa menurunkan tingkat golput di kalangan mahasiswa. "Saya secara pribadi tidak setuju dengan golput," tuturnya.
Ojat menegaskan setiap warga negara memiliki hak politik. Di antaranya adalah hak untuk memilih presiden. Hak tersebut harus digunakan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab. Urusan pilihannya nanti menang atau kalah, baginya itu sudah jadi kehendak Tuhan. "Ikut berkontribusi, hasilnya serahkan ke yang di atas (Tuhan)," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui beberapa waktu lalu, MK memutuskan aktivitas kampanye boleh dilakukan di lingkungan pendidikan. Seketika itu pula disambut hangat kalangan mahasiswa. Bahkan sejumlah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) mengundang para bakal calon presiden. Seperti yang dilakukan BEM UI dengan mengundang Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto untuk berdiskusi di kampus UI.
Sumber:Jawapos.com
Editor: Rinaldi