JAKARTA (RP) - Bendahara Umum Partai Golkar, Setya Novanto, mengakui bahwa Fraksi PG pada 2005 pernah mengusulkan pilkada digelar serentak seperti yang dikatakan mantan Ketua Umum PG Jusuf Kalla (JK).
Menurut Novanto, PG sudah sejak lama mengusulkan penyederhanaan pemilu dan pemilukada dalam dua kali pembahasan Rancangan Undang-undang Pemilu dan sekarang RUU Pemilukada.
"Jika memang niat pemerintah itu terealisasikan maka itu bisa menghemat banyak biaya," kata Setya Novanto melalui pesan singkat di Jakarta, Sabtu (25/8).
Selain itu, ia menyatakan jika pemilu serentak maka akan terjadi penyederhanaan pemilu dan pemilukada. Dia menambahkan, pilkada serentak juga bisa menghemat energi bangsa, sehingga fokus ke masalah lain seperti pembangunan ekonomi.
Dia berpendapat, penyederhanaan pemilu dan pemilukada dalam jangka panjang nanti bisa dibuat dua format.
Pertama, format pemilihan eksekutif serentak yaitu pemilihan presiden, gubernur dan bupati/wali kota dalam satu putaran dan pemilu legislatif untuk memilih DPR dan DPRD dalam putaran yang berbeda.
Format kedua, dibagi menjadi dua antara pemilu nasional untuk memilih presiden, DPR dan DPD sekali putaran dan pemilihan daerah untuk memilih gubernur, bupati/wali kota dan DPRD.
"Sudah merupakan suatu kemajuan dan FPG mendukung ide tersebut," katanya.
Ketua Fraksi PG di DPR itu menambahkan, untuk masalah implementasinya nanti bisa serentak seluruh Indonesia dalam satu kali pemilukada atau dikelompokkan dalam dua kali pemilukada. "Atau bisa juga serentak dalam beberapa propinsi dengan masing-masing daerah tingkat duanya," pungkas Anggota Komisi III DPR itu. (boy/jpnn)