TERKAIT KASUS E-KTP

Ahmad Doli: Setya Novanto Gali Kuburan untuk Golkar

Politik | Selasa, 25 Juli 2017 - 16:53 WIB

Ahmad Doli: Setya Novanto Gali Kuburan untuk Golkar
Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto. (JPG)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Dalam menghadapi penetapan tersangka Setya Novanto dalam kasus korupsi e-KTP, Koordinator Generasi Muda Partai Goklar (GMPG) Ahmad Doli Kurnia menilai logika para elite partainya sudah terbalik.

Menurutnya, para pimpinan Golkar secara kolektif telah kehilangan akal sehat, tidak memiliki budaya malu. Baik elite Golkar di DPP, maupun DPR Provinsi menunjukkan seakan praktik korupsi sesuatu yang biasa saja.

Baca Juga :Adam Semangati Seribuan Kader Golkar Kuansing

Demikian halnya dengan Setya Novanto selaku pucuk pimpinan partai berlambang beringin yang melupakan kebijakan internal yang telah dibuatnya dan berlaku bagi seluruh pengurus DPP hingga DPD kabupaten dan kota.

"Perlu diketahui, Setya Novanto telah membuat kebijakan internal, sebuah pakta integritas yang salah satu pointnya menyatakan akan mengundurkan diri atau siap diberhentikan bila tersangkut kasus korupsi," katanya kepada JPNN.com, Selasa (25/7/2017).

Di sisi lain, dia menilai dukungan secara ramai-ramai, terbuka, dan sangat dramatis terhadap Novanto dari jajaran pengurus partai terkesan aneh.

"Ini bisa menimbulkan kecurigaan tehadap kuatnya dugaan bahwa aliran dana korupsi e-KTP itu bisa jadi sampai juga ke institusi partai. Tentu ini sangat berbahaya dan bisa terancam pada desakan pembubaran partai," terangnya.

Adapun penggalangan dukungan dari internal dengan tagline "semua lodig mendukung" yang dilakukan Novanto pascaberstatus tersangka, sambungnya, berbanding terbalik dengan persepsi publik dan kasus hukum yang dihadapinya.

"Kalau bisa diilustrasikan, Setya Novanto seperti seorang sopir bus yang sedang mengajak sebanyak-banyaknya penumpang dan kemudian mau dibawa masuk jurang," ucap mantan ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Golkar tersebut.

Dalam konteks Golkar, Setya Novanto, dan kepemimpinan saat ini, imbuhnya, secara kolektif sedang membangun citra "Golkar Kotor" atau "Golkar Hitam" yang secara tidak langsung sedang menggali kuburan untuk Golkar. (fat)

Sumber: JPNN

Editor: Boy Riza Utama









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook