PEKANBARU (RP) - Sejumlah anggota dewan di Riau ramai-ramai mendaftar jadi bakal calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI. Apa saja alasan dan misi mereka maju menjadi senator untuk daerah ini?
Sekretaris Komisi D DPRD Riau, Zulkarnain Nurdin yang merupakan politisi dari Partai Bulan Bintang (PBB) mengatakan, maju menjadi senator daerah ini berarti memperjuangkan Riau menjadi lebih baik lagi ke depannya.
‘’Dari keseluruhan peraturan tentang otonomi daerah yang saya kaji, masih kental unsur sentralistiknya. Masih kuat unsur kekuasaan yang tidak memberikan kontribusi pada Riau, padahal kontribusi untuk daerah Riau sangat diperlukan dalam pembangunan, itulah alasan saya maju,’’ kata Zulkarnain Nurdin kemarin.
Zulkarnain Nurdin mengatakan masih banyak perusahaan yang bergerak di Riau dikelola di Jakarta dan tidak memberikan kontribusi berarti untuk pembangunan Riau.‘’Pemerintah dan masyarakat Riau harus mendapatkan kontribusi yang lebih banyak,’’ kata Zulkarnain Nurdin.
Zulkarnain Nurdin yakin mewakili Riau. Ia yang pernah menjadi aktifis mahasiswa, seorang advokat, dan dosen Ilmu Tata Negara serta pengalamannya dua periode menjabat sebagai anggota DPRD bisa diandalkan untuk jabatan DPD RI tersebut.‘’Jika saya terpilih, dengan latar belakang keilmuan dan pengalaman saya, saya yakin bisa mewakili Riau,’’ kata Zulkarnain optimis. Soal dukungan dari PBB, Zulkarnain mengatakan bahwa sebagai kader partai dirinya ingin berbuat banyak dan juga mengembangkan partainya.
Pendaftar bakal calon DPD RI lainnya, Ketua Fraksi Golkar yang duduk sebagai Anggota Komisi B DPRD Riau Iwa Sirwani Bibra juga ingin berkiprah di jangkauan yang lebih luas. Diakui politisi Partai Golkar ini, jika ia masih dicalonkan sebagai Bacaleg untuk DPRD Riau, namun di daerah pemilihan yang berbeda.
Iwa yang awalnya di Dapil Pekanbaru didaftarkan ikut dengan Dapil Bengkalis.‘’Kalau saya pindah Dapil, saya takut tidak bisa memaksimalkan kerja saja sehingga tidak bisa memenangkan partai. Lebih baik saya mencari peluang baru, pengalaman baru untuk memperjuangkan aspirasi rakyat Riau dan masyarakat Pekanbaru masih bisa memilih saya,’’ kata Iwa beralasan.
Niat mewakili dan memperjuangkan aspirasi rakyat Riau ini juga disampaikan oleh anggota Komisi D DPRD Riau, Ilyas Labay. Politisi Golkar ini mengatakan bahwa dirinya maju melalui jalur DPD RI untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat Riau di Jakarta.
‘’Saya ingin berjuang untuk Riau di level nasional. Rendahnya alokasi APBN yang tercurah ke Riau membuat saya berpikir orang Riau harus berjuang di pusat untuk mendapatkan kucuran dana yang lebih besar untuk pembangunan daerah,’’ kata Ilyas Labay.
Sementara Ketua DPRD Kota Pekanbaru, Desmianto juga mendaftar di DPD RI. Desmianto mengusung misi pemekaran daerah di Riau yang bisa berdampak kesejahteraan pada masyarakat di Riau.
‘’Saya berpikir tentang pemekaran, bukan tentang kekuasaan. Dengan pemekaran, maka penganggaran untuk pengembangan daerah jadi lebih baik. Dampaknya kepada kesejahteraan masyarakat juga lebih baik,’’ kata Desmianto.
Soal apakah Desmianto tidak mendapatkan dukungan dari partainya yaitu Demokrat sehingga dia tidak mencalonkan diri di Legislatif, Desmianto mengatakan tidak.‘’ Saya malah kelebihan dukungan, ada 8 ribu dukungn. Dengan mencalonkan DPD RI ini juga bisa membesarkan partai, saya yakin banyak yang mendukung saya,’’ kata Desmianto. Selain itu, juga ada Afri, anggota DPRD Kuantan Singingi dari PBR juga turut mendaftar Bacaleg untuk DPD RI.
Sementara itu, anggota DPR RI dari PPP, Wan Abubakar, tak hanya maju jadi bakal calon Gubernur Riau dari jalur independen, namun mantan Gubernur Riau ini juga mendaftarkan diri menjadi bakal calon DPD RI.
‘’Prioritasnya jadi Gubernur Riau, tapi kesempatan memperjuangkan aspirasi rakyat Riau di tingkat nasional juga harus. Semua perjuangan ini untuk kepentingan rakyat,’’ kata Wan Abubakar.
Soal dukungan partai, politisi PPP ini mengatakan, dengan maju pada pencalonan DPD RI, ia juga bisa mengembangkan dan memberikan konstribusi pada partai-nya.
Selain itu, incumbent DPD RI, masih ingin mengulang manisnya berkiprah di Senayan. Mereka di antaranya Abdul Gafar Usman, Instiawati Ayus, serta Maimanah Umar.(rul)
