JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kunjungan petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menemui Presiden Joko Widodo ke istana jadi bahasan sebagian orang. Ada yang menyebut kegiatan menemui Presiden Joko Widodo sebagai upaya merapatkan barisan untuk bergabung ke pemerintah.
Kunjungan ini juga dikaitkan dengan wacana kocok ulang pimpinan DPR setelah Setya Novanto lengser dari jabatannya sebagai ketua DPR.
Tetapi semua analisis itu dibantah oleh PKS. Wakil Sekjen PKS, Mardani Ali Sera mengatakan PKS tetap komitmen dengan keberadaannya sebagai oposisi pemerintah.
"Kalau dari awal kami menegaskan oposisi yang loyal," ujarnya dihubungi, Selasa (22/12/2015). Mardani menegaskan, PKS akan tetap menjadi bagian dari Koalisi Merah Putih (KMP). Meski berada di jalur oposisi, tetap akan menjadi partai yang saling melengkapi.
"Kami beda posisi, tapi bisa saling lengkapi. Kami akan tetap mengkritik dengan sesuai," katanya. Senada, politikus PKS lainnya Al Muzzammil Yusuf menambahkan, PKS tetap ada berada di karakter oposisi.
"Karakakter PKS memang ada di posisi itu (oposisi). Presiden juga tahu posisi kami," sambungnya. Muzzammil menegaskan, kunjungan PKS ke Presiden Jokowi bukan soal melunak atau tidak parpolnya gabung ke pemerintah. Namun, dia menilai, itu adalah bagian dari demokrasi. "Sebagai pembelajaran politik kami kepada masyarakat," katanya.(rka)
Laporan: JPG
Editor: Fopin A Sinaga