JAKARTA – Kader yang menginginkan agar Partai Golkar melaksanakan Munas tahun 2015 ini tetap ada Yang menginginkan berpendapat, Munas menjadi solusi mengakhiri konflik yang terjadi antara versi Munas Amcol dan Munas Bali. Malah, para kader itu membentuk satu forum silaturahmi yang mereka beri nama gerakan Golkar Putih.
Gerakan tersebut tidak berada di kubu Aburizal Bakrie (Ical) maupun Agung Laksono. Tujuannya adalah terselenggaranya musyawarah nasional (Munas) di 2015.
"Forum silaturahmi daerah Partai Golkar mengusulkan adanya gerakan Golkar Putih yang mengedepankan sikap jujur dan demokratis. Gerakan ini untuk mendorong kepengurusan Munas Bali dan Jakarta untuk menggelar munas pada 2015," ungkap Taufiq Hidayat, Koordinator Forum Silaturahmi Daerah Partai Golkar kepada wartawan di Kantor DPP Partai Golkar, Ahad (22/11/2015).
Menurut Taufiq, saat ini terjadi kekosongan kepemimpinan di internal partai karena putusan Mahkamah Agung (MA) tidak mengesahkan satu pun munas, baik Bali maupun Jakarta.
Golkar, sambung Taufiq, merupakan partai yang paling pertama terbebas dari kharisma pemimpin. Karena itu, pekerjaan rumah Golkar sederhana, tinggal menyusun sistem kelembagaan yang lebih demokratis.
Golkar Putih, lanjutnya, harus menggandeng semua pihak, baik dari kubu Jakarta maupun Bali, untuk mendorong terselenggaranya munas dalam waktu dekat ini. "Golkar Putih ini bisa jadi kekuatan alternatif gerakan moral. Apalagi, ujung dari dualisme kepengurusan belum terlihat. Kekosongan kepemimpinan ini harus segera diisi dengan Munas di 2015," paparnya.
Pengamat politik dan peneliti senior LIPI Siti Zuhro membenarkan, dualisme kepengurusan di Golkar terjadi karena kompetisi kepemimpinan yang tidak dikelola secara memadai. Mestinya, harus disadari regenerasi itu hukum alam, karena itu dirinya mendukung bila ada gerakan politik yang ingin mereformasi parpol.
"Golkar berpacu dengan waktu, untuk segera dapat kepercayaan kembali dari publik. Golkar harus mampu buat terobosan baru dalam suksesi kepemimpinan yang bisa jadi contoh. Golkar harus mampu mereformasi dirinya menjadi parpol reformasi yang demokratis," ujar Siti singkat.(aen/sam)
Laporan: JPNN
Editor: Fopin A Sinaga