Terawan Agus Putranto Disanksi IDI karena Terapi Cuci Otak, Kini Ditunjuk Jadi Menkes

Politik | Rabu, 23 Oktober 2019 - 12:30 WIB

Terawan Agus Putranto Disanksi IDI karena Terapi Cuci Otak, Kini Ditunjuk Jadi Menkes
Terawan Agus Putranto Kini Ditunjuk Jadi Menkes di Kabinet Jilid II Jokowi (foto/jawapos.com)

 

JAKARTA(RIAUPOS.CO) – Kabinet Indonesia Maju berisi nama-nama baru dan segar yang diharapkan bisa membangun tanah air di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Salah satunya dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad (K) yang ditunjuk sebagai Menteri Kesehatan.


Sosok dr.Terawan Agus Putranto, Sp. Rad (K) selama ini dikenal sebagai dokter militer yang menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto. Pria kelahiran, Yogyakarta, 5 Agustus 1964 ini setelah lulus sekolah menengah atas, dia melanjutkan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Ia berhasil lulus sebagai dokter pada 1990 saat usianya menginjak 26 tahun.

Selain itu, dr. Terawan dikenal bertangan dingin dalam menyembuhkan penyakit stroke. Metodenya berupa ‘cuci otak’ pasien stroke sudah dikenal dunia sebagai terobosan. Namanya besar karena metode terapi cuci otak dalam penyembuhan penyakit stroke yang biasa disebabkan oleh terhambatnya aliran darah ke otak lantaran penyempitan atau pembuluh darah yang tersumbat.

Metode itu dikenal dengan DSA (Digital Substraction Angiogram). Metode ‘cuci otak’ itu memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah melalui pangkal paha penderita stroke. Hal tersebut dilakukan untuk melihat apakah terdapat penyumbatan pembuluh darah di area otak.

Pernah Disanksi IDI

Namun temuannya itu juga sudah dianggap melanggar etik. Akibatnya Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menjatuhkan sanksi etik. Sanksi yang diberikan dalam surat Pengurus Besar (PB) IDI menjatuhkan sanksi untuk dokter Terawan Agus Putranto berupa pemecatan selama 12 bulan dari keanggotaan IDI sejak 26 Februari 2018-25 Februari 2019. Keputusan IDI tersebut diambil setelah sidang Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) PB IDI yang menilai dokter Terawan melakukan pelanggaran etika kedokteran.

Padahal pasien Dokter Terawan dimulai dari kalangan pejabat seperti Prabowo Subianto, Mahfud MD hingga Susilo Bambang Yudhoyono. Tak hanya pasien stroke, metode ini juga digunakan untuk mengatasi sumbatan di otak. Metode ini sebenarnya merupakan metode radiologi intervensi dengan memodifikasi DSA (Digital Substraction Angiogram).

Metode cuci otak atau brain flushing yang dibuat oleh dokter Terawan dinilai tidak berbasis penelitian ilmiah. Tekniknya dilakukan dengan memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah melalui pangkal paha. Prosedur ini dilakukan untuk melihat apakah ada penyumbatan pembuluh darah di area otak. Kateter kemudian menyemprotkan obat heparin sebagai penghancur plak atau lemak yang menyumbat pembuluh darah.

Dokter Kepresidenan

Sebagai Kepala RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, Terawan sering menemani banyak banyak pejabat sakit. Terakhir, Terawan mendampingi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto yang dirawat di rumah sakit RSPAD Gatot Subroto.

Selain itu, Terawan juga merupakan salah satu dokter kepresidenan. Pria berkaca mata ini juga sempat ditunjuk Presiden Jokowi untuk membantu Ani Yudhoyono saat menjalani pengobatan kanker darah di Singapura beberapa waktu lalu. Selain itu Terawan juga beberapa kali mendampingi pengobatan almarhum Presiden ke-3 Baharuddin Jusuf Habibie.

Editor : Deslina
Sumber: Jawapos.com

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook