JAKARTA (RP) - Sejumlah tokoh yang selama ini menyimpan rapat kesiapan mengikuti konvensi calon presiden (capres) Partai Demokrat (PD) mulai terbuka.
Seiring penetapan bakal calon yang semakin dekat, Kamis (22/8), Menteri BUMN Dahlan Iskan akhirnya menyatakan secara terbuka kesiapannya ikut berkontestasi dalam ajang penjaringan capres.
Mantan Dirut PLN itu termasuk salah satu dari 11 nama yang diserahkan langsung Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada komite konvensi.
‘’Saya kira sekarang ini saya tidak lagi bisa menutup-nutupi,’’ ujar Dahlan di depan para relawan Demi Indonesia (DI) di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Kamis (22/8).
Ia lalu menceritakan, proses awal saat dirinya pertama kali diminta oleh SBY untuk ikut konvesi sekitar sebulan yang lalu. Permintaan itu diulang lagi oleh SBY sekitar dua pekan kemudian.
‘’Seperti orang Jawa pada biasanya, saya saat itu cuma menunduk dan tidak menjawab sepatah kata pun,’’ ungkapnya.
Berselang sepekan selanjutnya, Sekretaris Majelis Tinggi PD Jero Wacik yang ganti menghubungi lagi. Jero menghubungi lagi, karena hingga dua kali SBY menyampaikan agar bersiap mengikuti konvensi, Dahlan belum memberikan jawaban iya atau tidak.
Berbeda dengan sejumlah tokoh lainnya yang langsung mengungkap ke publik kalau sudah diminta langsung SBY, dia justru memilih menyimpannya dengan rapat.
Ada beberapa hal yang membuat dirinya belum bisa memberi kepastian. Ada sejumlah syarat yang harus terlebih dulu terpenuhi.
Syarat pertama adalah diinginkan rakyat. ‘’Saya masih harus lihat rating dulu, tanpa itu saya nggak mau, tidak tahu diri namanya,’’ katanya disambut tepuk tangan para relawan.
Selanjutnya adalah diinginkan partai. Artinya, keputusan bergabung dalam kegiatan konvensi karena memang diajak.
‘’Saya tidak pernah minta, saya juga tidak pernah mendatangi Demokrat atau pengurus Demokrat untuk misalnya, tolong saya dicantumkan dong nama saya kalau nanti diumumkan,’’ ucap Dahlan.
Syarat lain yang juga sempat diajukan adalah keberadaan seseorang yang dianggap Dahlan lebih pantas maju sebagai capres mendatang.
Ia mengungkapkan, selama sosok yang lebih muda, lebih cerdas, dan lebih kaya dari dirinya itu maju, maka dia tidak ikut bersaing dalam kontestasi capres.
Namun belakangan, yang bersangkutan justru menyatakan selain tidak akan maju, juga justru menegaskan kepada Dahlan untuk siap memberikan dukungan.
‘’Siapa orangnya, biarkan saya dan Pak SBY yang tahu,’’ katanya.
Mulai Kamis (22/8) hingga dua hari mendatang, Komite Konvensi akan memastikan kesediaan kandidat calon peserta konvensi yang siap diundang.
Baik itu 11 nama yang sudah lebih dulu dikirim SBY pada komite, juga termasuk nama-nama baru hasil usulan komite.
Tahapan selanjutnya, Komite akan membahas kembali untuk ditetapkan pada 30 Agustus. Selanjutnya, sehari setelahnya, komite yang digawangi 17 orang itu akan menyerahkan nama-nama itu pada Majelis Tinggi PD. Pada 15 September, nama-nama peserta konvensi akan di-launching.
Sekretaris Komite Konvensi Suaidi Marasabessy mengungkapkan, bahwa selain ada 11 nama, telah muncul 7 nama baru lainnya.
‘’Tadi malam, kita mengadakan rapat, dari 20 calon, ketemu-lah tujuh orang, lima sudah oke, dua masih tentatif. Ditambah, 11 calon yang sudah diajukan oleh Komite Konvensi. Jadi totalnya 18 calon,’’ beber Suaidi kemarin.
Dari 18 nama itu, lanjut Suaidi, jumlahnya akan diperas menjadi 15 orang. ‘’Setelah diputuskan, dikirim undangan untuk bertemu dulu dengan komite, kesepakatan untuk peserta maksimal 15,’’ imbuhnya.
Sementara itu, Mahfud MD masih perlu banyak pertimbangan sebelum benar-benar menyatakan siap seratus persen mengikuti konvensi capres dari PD.
Tim politiknya mulai ragu karena ada kesan penyelenggaraan seleksi yang disebut-sebut melibatkan banyak kontestan itu menjadi kurang berwibawa.
Saat ini, kata Mahfud, dirinya masih ada di persimpangan. Belum ada keputusan maju, begitu juga sebaliknya.
‘’Saya belum memutuskan apakah ikut atau tidak ikut. Jadi belum ada istilah mundur atau maju. Cuma yang jelas saya itu akan maju dalam pencapresan,’’ ujarnya saat ditemui usai menghadiri pelantikan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Hamdan Zoelva, kemarin.
Belakangan tim politik Mahfud mempertanyakan konvensi karena menjadi terkesan kurang berwibawa.
‘’Menurut tim saya konvensi ini jadi seperti juru kampanye saja, setiap orang yang dititipkan ke dewan konvensi itu lalu dimunculkan sebagai calon. Sepeti keliatan tidak serius, seperti waktu kapan itu muncul nama 12 lalu empat dicoret lalu dimasukkan lagi tiga nama,’’ ungkapnya.
Atas dasar itu tim politiknya, kata Mahfud, tidak lagi memiliki harapan tinggi hasil konvensi itu akan berkualitas karena disinyalir sudah ada target tertentu. ‘’Itu tim saya kemarin yang bilang,’’ terusnya.
Maka Mahfud mengaku masih mengkaji banyak pertimbangan dengan landasan ingin memperbaiki negara, bukan meraih kekuasaan.
‘’Kalau memang peluang memperbaiki negara itu harus diraih dengan cara yang tidak bagus saya nggak mau juga. Kalau sekadar rebut kekuasaan silakan saja yang lain. Saya merapat ke semua partai saja,’’ akunya.
Konvensi menurutnya merupakan salah satu jalan untuk merealisasikan pencapresan itu. Memang, kata dia, secara lisan sudah dihubungi pihak Partai Demokrat tetapi belum memberikan jawaban pasti dan belum ada undangan resmi dari komite konvensi.
‘’Sudah dihubungi lalu saya bilang insya Allah yang artinya jika diizinkan Allah,’’ ucap mantan ketua MK itu.
Sementara itu, komunikasi terus dilakukan komite konvensi dengan tokoh-tokoh yang akan diundang menjadi peserta konvensi.
Malam tadi, komite yang diwakili Maftuh Basyuni dan Taufiqurrahman Ruki menemui mantan Wapres dan juga mantan ketua umum Partai Golkar Jusuf Kalla (JK). Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso menyatakan, sebagai kader Golkar, dirinya merasa kehilangan jika JK nantinya ikut konvensi.
Sebab, sebagai tokoh senior dan dihormati, JK diperlukan untuk bersama-sama memenangkan Pemilu legislatif dan Pilpres dengan mengusung Aburizal Bakrie.
Namun karena JK juga merupakan tokoh nasional, menurutnya, juga tidak boleh diklaim hanya sebagai milik Golkar.
‘’Manakala jika Pak JK memutuskan untuk ikut karena diundang ya tidak boleh dilarang. Nyatanya, dia tokoh nasional yang kaliber. Saya tidak bisa menutup kami sebenarnya merasa kehilangan,” kata Priyo. Dia menyebut tidak ada larangan jika kader partainya terlibat sebagai peserta konvensi Demokrat.(dyn/gen/fal/agm/esi)