PEKANBARU (RP) - Memasuki masa kampanye menjelang pencoblosan Pilgubri putaran II, 27 November, suhu politik di Riau semakin memanas. Karenanya, sejumlah tokoh masyarakat dan budayawan hingga lembaga-lembaga seperti Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) mengharapkan agar setiap pasangan Calon Gubernur Riau (Cagubri) dapat melaksanakan politik santun.
Karena tindakan kampanye gelap yang jika dilakukan salah satu pasangan calon, dinilai sebagai bentuk pengingkaran terhadap ikrar politik santun yang sudah disepakati bersama menjelang Pilgubri putaran pertama lalu.
Menurut Ketua Majelis Kerapatan Adat Melayu Riau, Dr (Hc) Tennas Efendi, pihaknya sudah melakukan imbauan agar masyarakat dapat memilih pemimpin yang baik, sesuai dengan budaya Melayu yang Islami dan santun.
‘’Tentu dilakukan dengan menjauhkan diri dari fitnah dan perbuatan menghujat. Ambisi dari setiap calon memang harus ada, sebagai bukti kompetisi. Namun tidak dengan merendahkan pasangan lain,’’katanya. Selain itu diimbau kepada masyarakat agar tetap memilih sesuai dengan hati nurani dan tidak terpancing dengan isu-isu negatif yang tidak benar.
Hal senada juga diharapkan pemuka masyarakat Inhu, Sunardi. ‘’Apapun yang terjadi dengan proses Pilgubri harusnya disikapi dengan baik oleh pasangan calon dan pendukung,’’ ujarnya.
Demikian pula anggota Komisi A DPRD Riau, Suparman. Segala jenis fitnah dan kampanye hitam menjelang Pilgubri harus disikapi cerdas. Demikian pula calon agar santun dalam berpolitik sesuai dengan kultur Melayu yang tidak pernah menabur fitnah. ‘’Yang jelas, jika ada yang melakukan, masyarakat dapat menilai dan mengkaji lebih dalam calon yang akan dipilih,” sebutnya.(egp)