JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Luhut Binsar Panjaitan yang diutus Presiden Joko Widodo mendekati Prabowo Subianto pascapilpres 17 April lalu, gagal bertemu pada Minggu (20/4/2019) karena alasan kesehatan. Prabowo sedang sakit flu.
Dari cerita Luhut saat ditemui di Istana di Kompleks Istana Negara, Jakarta pada Senin (22/4/2019), dia berkomunikasi dengan calon presiden 02 itu via telepon dan berlangsung cair. Mereka sempat ketawa-ketawa dan bernostalgia soal masa lalu di militer.
Hanya saja dalam komunikasi itu, Luhut yang juga menteri koordinator bidang kemaritiman belum bicara soal substansi. Sedianya, dia hanya ingin menyampaikan agar Prabowo jangan terlalu mendengarkan bisikan dari orang di sekelilingnya.
’’Pak Prabowo kan orang baik, jadi saya hanya titip saja, sebenarnya mau bilang ya jangan terlalu didengerin lah kalau pikiran-pikiran yang terlalu tak jelas basisnya. Karena Pak Prabowo orang rasional juga,’’ ucap Luhut.
Ketua dewan pembina Tim Bravo 5 itu menuturkan bahwa Prabowo harus menjadi bagian sejarah Republik Indonesia. Bagaimanaoun juga ketum Gerindra itu juga seorang pemimpin, aset bangsa dan patriot.
’’Patriotismenya tak bisa dipungkiri, kepedulian pada Republik ini tak bisa dipungkiri. Jadi sebenarnya saya hanya melakukan (ingin sampaikan) itu saja. Yang lain berkembang pembicaraan kami,’’ jelas Luhut.
Selain itu kata Luhut, Prabowo yang dia kenal adalah seorang yang sangat rasional dan biasa diajak berpikir dengan jernih. Oleh karena itu dirinya ingin mantan Pangkostrad tersebut turut mematangkan demokrasi di Indonesia, serta menghormati apa pun yang diputuskan oleh KPU terkait hasil Pilpres 2019.