Dahlan Iskan Pimpin Konvensi

Politik | Senin, 21 Oktober 2013 - 10:04 WIB

JAKARTA (RP) - Posisi Dahlan Iskan sebagai peserta Konvensi Capres Partai Demokrat dengan elektabilitas tertinggi masih belum tergoyahkan.

Survei nasional Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA terakhir menegaskan, tingkat dukungan publik terhadap Menteri BUMN itu sementara jauh meninggalkan sepuluh peserta konvensi lainnya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Kalau (penentuan pemenang konvensi, red) dilaksanakan hari ini, maka Dahlan yang tampil jadi pemenang,’’ kata peneliti LSI Adjie Alfaraby saat memaparkan hasil survei lembaganya di Kantor LSI, Jalan Pemuda, Jakarta, Ahad (20/10). Dahlan unggul dengan raihan elektabilitas sebesar 16,1 persen.

Menyusul berturut-turut adalah Pramono Edhie Wibowo (5,3 persen), Marzuki Alie (3,2 persen) dan Gita Wirjawan (2,2 persen).

Kandidat lain, mulai Irman Gusman, Anies Baswedan, Sinyo Sarundajang, Hayono Isman, Endiartono Sutarto, Dino Patti Djalal dan Ali Masykur Musa, masing-masing hanya meraih dukungan di bawah 2 persen.

Survei terbaru LSI tersebut diadakan pada 12 September hingga 5 Oktober 2013. Dilaksanakan di 33 provinsi di Indonesia, survei melibatkan 1.200 responden. Mereka diwawancarai secara tatap muka.

Dengan metode multistage random sampling, estimasi kesalahan penyamplingan (margin of error) mencapai kurang lebih 2,9 persen.

Dalam kesempatan survei kali ini, LSI Denny JA menggunakan indikator baru dalam memotret elektabilitas kandidat-kandidat capres.

Maksudnya, terlebih dulu menyusun indeks capres. Indeks tersebut pada akhirnya akan mengarahkan survei hanya untuk memotret kandidat-kandidat capres yang paling mungkin maju.  

Selama ini survei umumnya membuat simulasi tokoh-tokoh yang diisukan di media massa maju sebagai capres. ‘’Dengan menyusun indeks, akan lebih tergambar capres riil dan capres wacana,’’ kata Adjie.

Dengan mengacu pada pengalaman pemilu 2004 dan 2009, plus ketentuan di UU Pilpres terkait syarat pengajuan capres oleh partai (dukungan minimal 25 persen suara atau 20 persen kursi DPR), indeks pada akhirnya mencakup tiga variabel.

Yaitu dicalonkan oleh koalisi dari tiga partai terbesar atau teratas dalam perolehan suara Pemilu, pengurus struktural partai atau pemenang konvensi, dan dicalonkan secara resmi oleh partai.

Mengacu pada survei terbaru LSI pada Oktober 2013 kali ini pula, terdapat tiga partai yang berpeluang masuk tiga besar. Yaitu Partai Golkar (20,4 persen), PDI Perjuangan (18,7 persen), dan Demokrat (9,8 persen).

‘’Jika tidak terjadi ‘tsunami politik’ yang mahadahsyat, maka Golkar, PDIP, dan Demokrat tetap punya kans lebih kuat untuk menjadi tiga partai perolehan suara terbanyak dengan elektabilitas di atas 10 persen,’’ ujar Adjie.

 Nah, ia menambahkan, jika hasil survei partai politik di atas disimulasikan ke dalam indeks Capres 2014 yang dibuat LSI, maka akan hanya ada tiga nama Capres riil.

Yakni Aburizal Bakrie (Partai Golkar dan koalisinya), Megawati Soekarnoputri (PDIP dan koalisinya dan pemenang Konvensi Capres PD).

Jika Dahlan Iskan menang konvensi dan memeroleh tiket Capres PD, maka sesuai hasil survei LSI Oktober 2013 posisi elektabilitas masing-masing kandidat hanya ada dua yang elektabilitasnya di atas 25 persen.

Yakni, Megawati 29,8 persen dan Aburizal 28,6 persen. Sedangkan Dahlan Iskan memeroleh dukungan di bawah 10 persen yakni 9,2 persen.

‘’Namun, masih banyak mereka yang belum menyatakan memilih ketiga tokoh tersebut yaitu 32,4 persen,’’ ungkap Adjie.

Lebih jauh Adjie mengatakan, berdasarkan survei Oktober 2013 Capres rill yang memenuhi syarat Indeks Capres 2014 hanya Megawati, Aburizal dan pemenang Konvensi Capres PD. Menurut Adjie, Joko Widodo, Prabowo Subianto, Wiranto dan lain-lain hanya menjadi Capres wacana karena tidak memenuhi Indeks Capres 2014. Menurutnya, Capres rill 2014 dapat berubah jika Megawati menolak mencalonkan diri sebagai Capres 2014.

‘’Dan Demokrat tak mendapatkan dukungan partai lain untuk memenuhi syarat tiket Capres 2014 (yaitu): 20 persen kursi atau 25 persen suara dalam pemilu legislatif 2014,’’ ungkap Adjie.

Dahlan Iskan Layak Didukung

Di bagian lain, Ketua Keluarga Besar Persatuan Pelajar Islam Indonesia (KB PII) Pusat, Sutrisno Bachir berharap ada kader PII yang menjadi presiden.

‘’Saya melihat Dahlan Iskan sebagai kader yang layak didukung, dia itu kader PII. Saya doakan dia menang di konvensi Demokrat,’’ ujar Sutrisno Bachir saat memberikan kata sambutan pelantikan KB PII Provinsi Riau di kediaman Wakil Wali Kota Pekanbaru Ayat Cahyadi, Ahad (20/10).

Hadir dalam pelantikan itu mantan Ketua KB PII Riau Husnu Abadi MHum PhD, Ketua KB PII Riau Yana Mulyana, Drs H Mukni, Ustad Usman Dalimunte, Hj Azlaini Agus MH, Sekjen KB PII pusat Djayadi Hanan PhD, sejumlah dosen dan keluarga besar PII lainnya.

Diakui Sutrisno Bachir, dirinya sering kali duduk bersama Dahlan Iskan, Mahfud MD bahkan Jusuf Kalla, dimana mereka merupakan keluarga besar PII.

‘’Kader PII itu bertabur di mana-mana, salah satunya Dahlan Iskan, Mahfud MD dan Jusuf Kalla. Saya bilang, kalau Pak Dahlan maju melalui Demokrat, sebaiknya Mahfud MD jalur lain, bisa saja melalui koalisi partai-partai Islam,’’ ujarnya.

Sutrisno Bachir menjelaskan, PII sebagai organisasi kader memiliki anggota 5 juta lebih, mengapa banyak, sebab banyak organisasi ini bukan hanya untuk kalangan mahasiswa tetapi juga pelajar, bisa dari kalangan pelajar SMP atau MTs, juga sekolah tingkat atas. ‘’Inilah keunggulan PII ini, tidak ada muatan politisnya, sebab yang dikader itu pelajar,’’ papar mantan Ketua Umum PAN ini.  

Untuk itu, KB PII Riau memiliki tugas berat, yakni melakukan pengaderan di tingkat SMP, SMA atau sekolah yang sederajat.

‘’Saya kira ini tugas ini sangat penting, sebab anak usia SMP dan SMA ini perlu bimbingan. Dan PII sejak dulu masuk di tingkat pelajar, bukan hanya di tingkat mahasiswa. Saya kira tidak salahnya gerakan ini dikembangkan kembali,’’ paparnya.

(dyn/c1/fat/boy/gyl/jpnn/jrr)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook