PEKANBARU (RP) - Pengamat politik Dr Khairul MSi menilai, kondisi perpolitikan di Golkar saat ini adalah bentuk sentralistik DPP terhadap DPD I. Karena Musdalub ini merupakan momentum strategis bagi masyarakat untuk menentukan siapa calon yang mereka anggap mampu dalam memimpin partai. Meski putusan dilakukan aklamasi, namun dosen ilmu politik Unri ini lebih menitikberatkan pada kesinambungan partai kedepannya. Apalagi pada tahun depan dan berikutnya ada agenda besar yakni pemilihan gubernur dan pemilihan legislatif. ‘’Seharusnya dalam kondisi ini, DPP bisa melakukan konvensi untuk DPD I, karena mereka sudah pengalaman. Cuma permaslahannya mau atau tidak,’’ tuturnya.
Kata dia, kini partai harus meninggalkan cara-cara lama dan membuat formula baru demi kejayaan partai. Perlu diingat, sudah banyak kasus, di mana elit partai bukan penentu, melainkan masyarakat. Meski dapat dukungan penuh, kenyataannya tak dapat berbuat banyak dan menghasilkan sesuatu yang diharapkan. Ia mencontohkan, Pilgub DKI, di mana partai-partai besar dengan sentralistiknya mendukung figur yang kurang tepat. Dampaknya apa? Calon mereka justru diabaikan.
Tentunya dalam hal ini Golkar Riau jangan seperti itu. Sebagai pemenang Pemilu 2009 dan memiliki kursi mayoritas di parlemen harus hati-hati. Jangan sampai calon yang terpilih dan dipilih justru membawa kemunduran. Mestinya, calon-calon yang berlaga ini oleh DPP ditawarkan dulu pada masyarakat. Mereka meyakinkan pada masyarakat, prestasi apa yang mereka hasilkan dan kesungguhan mereka membangun daerah. Ini dilakukan karena pada Musdalub nanti bermuara pada Pilgub. Karena calon yang terpilih sebagai ketua memiliki agenda penting untuk diusung sebagai calon gubernur dari Golkar. Dalam hal ini, pengurus baik di provinsi dan pusat harus jeli mengambil tindakan. Bukan lagi zamannya ditentukan elit pusat semata karena ini berdampak pada proses demokrasi kepemimpinan melalui partai.
Dr Azam Awang MSi, dosen politik UIR lebih menitikbertakan pada penguasaan wilayah dari figur calon yang muncul untuk dicalonkan. Tapi, penilaian kemampuan dan rekam jejak tak lepas dari penilaian. Karena ini partai besar, tentu pemimpinnya memiliki kemampuan dan rekam jejak yang baik. Sebab tantangan kedepan begitu besar, tak hanya di Riau tapi di level nasional. ‘’Saya menilai, mereka sudah melakukan hitung-hitungan analisa terhadap kekuatan mereka,’’ sebut Azam.
Tapi ia mengingatkan, perlu digarisbawahi dalam Musdalub harus benar-benar memiliki dasar yang kuat sehingga hasilnya nanti dapat diterima. Jika sebaliknya, justru terjadi preseden buruk bagi partai. Karena legal formal ketua lama diakui dan dianggap sah, sehingga Musdalub ini tak memberi representasi apapun, sehingga jadi nilai plus bagi yang dimundurkan. (rpg)