JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Bakal capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan menyatakan bahwa kebebasan berpendapat paling utama mesti dimulai dari kampus. Hal itu ia sampaikan usai menilai bahwa nilai kebebasan berpendapat di Indonesia rendah.
“Ini harus diubah. Jadi kebebasan berbicara nasional, tapi juga menurut saya yang paling penting dikembalikan adalah kebebasan berbicara di dalam kampus-kampus harus dikembalikan,” kata Anies dikutip dari YouTube Mata Najwa, Rabu (20/9).
Sejauh ini, ia menyaksikan bahwa kritik lebih gencar disampaikan oleh tokoh-tokoh agama dibanding akademisi dari kampus.
“Ketika ada praktek-praktek ketidakadilan, ketika ada tindakan-tindakan negara yang salah, kampus diam. Kampus enggak berbicara, lalu siapa yang berbicara? Tokoh agama berbicara, tokoh-tokoh ulama, berbicara tokoh-tokoh Kristen bicara, tokoh Katolik bicara, tapi tokoh-tokoh akademia tidak,” paparnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, peristiwa itu bisa dimaklumi lantaran adanya kriminalisasi terhadap akademisi di kampus yang mengkritisi kebijakan pemerintah.
“Dan kampus-kampus kita menyaksikan, dosen yang diperiksa, dosen bahkan dibawa ke dalam proses kriminal hanya karena mengungkapkan pandangan dari mulai di Aceh bahkan dosen UGM lalu, 2020 ada dosen yang mengalami hal yang sama di tempat ini,” tegasnya
“Dan ini yang harus diubah. Kita harus memberikan, apalagi di kampus ruang kebebasan berekspresi. Mengkritik pemerintah itu sah dan itu boleh apalagi dilakukan oleh kampus-kampus,” pungkas Anies.(jpg)