Jakarta (RP) - PDI Perjuangan memandang Pemilu 2014 adalah titik krusial bagi Indonesia mengembalikan kebesaran bangsa melalui jalan politik yang berdaulat, mandiri, dan berkarakter Indonesia. Tidak melulu tunduk di bawah kendali asing.
Demikian ditegaskan Ketua Umum dari organisasi sayap PDI Perjuangan, Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem), Masinton Pasaribu, pada Sabtu (21/9).
Masinton menyampaikan itu untuk menanggapi berita yang menyebut Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, sedang didekati para "pemain lama". Mereka disebut-sebut memiliki peranan tertentu di balik kebijakan Megawati semasa menjabat presiden (2001-2004), yang bertentangan dengan kepentingan nasional, seperti melego PT Indosat, juga melepaskan sejumlah obligor nakal dari kewajiban mereka melunasi BLBI.
Kehadiran para "pemain lama" itu tak lepas dari fenomena kehadiran Joko Widodo sebagai figur kuat yang memiliki peluang besar dicalonkan PDI Perjuangan sebagai presiden pada Pilpres 2014. Agenda utama kelompok ini untuk sementara diyakini adalah mencarikan tokoh yang dianggap pantas dan pas mendampingi Jokowi melenggang ke pemilihan presiden. Dan itu bisa dipastikan adalah figur yang mendukung kepentingan asing tetap berkuasa.
Masinton menegaskan, PDIP telah memilih untuk kembali ke jalan ideologi partai. Hal ini adalah koreksi yang dilakukan terhadap perjalanan bangsa yang melenceng jauh dari "jembatan emas kemerdekaan".
"Mereka-mereka 'pemain lama' yang berperan sebagai komprador atau agen asing yang ingin terus menerus melanggengkan penjajahan di Indonesia nantinya akan kecele melihat tumbuh bersemainya kader-kader muda ideologis di PDI Perjuangan," tegas dia.
Masinton yang juga merupakan caleg PDIP dari Dapil Jakarta 2, menambahkan bahwa kader-kader muda PDIP sangat percaya dengan keteguhan prinsip Megawati Soekarnoputri.
"Kelompok komprador itu akan kesulitan mendikte ataupun menyusupkan kepentingan tuannya. Apalagi negara kita sudah tidak lagi memiliki keterikatan dengan IMF," tutur Masinton.
Dia juga ingatkan tentang pidato Megawati dalam pembukaan Rakernas III di Ancol, Jakarta beberapa waktu lalu, bahwa tidak akan pernah ada calon presiden dari PDIP kecuali PDIP mencapai 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara nasional. Hal itu dipertegas kembali dengan rekomendasi Rakernas yang menargetkan perolehan suara PDI Perjuangan 27, 02 persen.(ald/rmol/jpnn)