Nasib Politik Partai Demokrat Belum Ditentukan

Politik | Minggu, 21 Juli 2019 - 12:10 WIB

Nasib Politik Partai Demokrat Belum Ditentukan
KETERANGAN: Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Didi Irawasi Syamsuddin saat memberikan keterangan. (INTERNET)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Nasib politik ke depan Partai Demokrat belum ditentukan. Bergabung ke koalisi pemerintah atau merapat menjadi bagian oposisi. Nama Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga digadang-gadang menjadi salah satu menteri di kabinet Jokowi dan Ma’ruf Amin. Hal ini karena Jokowi menginginkan menteri dari milenial. Lantas bagaimana tanggapan Demokrat?

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Didi Irawasi Syamsuddin mengatakan partai yang dikepalai oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini punya etika. Tidak mungkin meminta-minta jatah menteri ke Presiden Jokowi. “Yang pasti jabatan-jabatan apapun itu enggak boleh meminta-minta. Ada harga diri, ada gengsi,” ujar Didi kepada wartawan, Sabtu (20/7).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Didi menambahkan, Partai Demokrat juga siap memberikan kadernya apabila diperlukan oleh Presiden Jokowi untuk memberikan sumbangsihnya dalam mengelola pemerintahan selama lima tahun ke depan. ”Tetapi kita lihat ke depan, kalau memang diperlukan juga, tapi ini sepenuhnya hak prerogatif Presiden, siap dalam posisi apapun,” katanya.

Partai Demokrat juga tidak berharap banyak bisa masuk ke pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin. Didi mengatakan, Partai Demokrat siap menjadi oposisi. Karena peran oposisi juga diperlukan untuk mengawasi jalannya pemerintahan. “Posisi di luar pemerintahan sangat bagus ya. Dalam check dan balancing ya. Itu sangat bagus sekali,” ungkapnya.

Komandan Kogasma didampingi oleh Ketua DPD Partai Demokrat dan fungsionaris partai, Sabtu (2/3).

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyatakan ketertarikannya terhadap milenial untuk bisa membantunya di pemerintahan periode 2019-2024. Karena dia menginginkan orang yang energik dan cepat di pemerintahannya.

“Bisa saja ada menteri umur 20-25. Tapi harus mengerti manajerial, manajemen, mampu mengeksekusi program yang ada. Umur 30-an juga banyak. Ini karena saat ini dan ke depan perlu adanya orang-orang dinamis, fleksibel dan mampu mengikuti perubahan zaman,” kata Jokowi beberapa waktu lalu.(jpg)

Editor: Eko Faizin









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook