JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Berbagai kemungkinan mengemuka sebelum penentuan bulan Agustus saat partai politik sudah harus menyatakan dukungannya kepada calon presiden dan wakil presiden yang akan didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum.
Salah satu kemungkinan itu adalah bergabungnya Partai Demokrat dengan Partai Gerindra yang mengusung ketua umum DPP-nya, Prabowo Subianto sebagai calon presiden.
Adanya kemungkinan itu disampaikan Wakil Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno. Peluang itu menyusul pertemuan rahasia antara Sandi dengan Ketua Komando Tugas Bersama (Kogasma) Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono.
Kalau Demokrat gabung dengan Gerindra, bagaimanakah dengan nasib Partai Keadilan Sejahtera (PKS)? Sandi mengatakan, peluang masuknya Demokrat dalam koalisi tidak akan mengganggu hubungan dengan PKS.
"Enggak ada (pecah). Saya kira semua harus mengerti bahwa ini harapan masyarakat. Semua elite terbuka pandangannya untuk tidak rebutan kekuasaan, tetapi menawarkan solusi," kata Sandi di kawasan Sunter, Jakarta Utara, Minggu (20/5/2018).
Pertanyaan itu disampaikan mengingat PKS sudah meminta agar kadernya dijadikan cawapres pendamping Prabowo Subianto. Untuk itu, PKS pun mengajukan 9 nama guna dipilih salah satunya. Namun perihal ini, Sandiaga Uno menolak memberikan jawaban.
Mengenai peluang Demokrat masuk dalam koalisi, Sandiaga sangat optimistis. "Sangat dimungkinkan (bergabung). Itu kami bicarakan dalam konteks yang lebih luas, tidak menyebutkan nama (cawapres), tapi kami bilang kalau ujungnya kami berkoalisi, kami harus menentukan. Tetapi biarkan proses ini bergerak, biarkan nanti saat-saat yang menentukan di akhir petinggi koalisi duduk bersama-sama dengan membahas menu yang kami siapkan," kata Sandi.(sab/eve/yes)
Sumber: JPC
Editor: Fopin A Sinaga