Laporan JPNN, Jakarta
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengingatkan pemerintah dan DPR agar dari Undang-Undang (UU) Pemilu yang nanti disahkan, dapat dijamin tak satupun warga kehilangan hak pilih.
PPP menegaskan, jangan lagi ada warga yang tidak tercatat dalam daftar pemilih, maupun yang tidak bisa menggunakan kartu identitasnya. ‘’PPP berupaya jaga amanah rakyat, agar setiap suara diberikan tidak terbuang dan terwujudkan dalam bentuk kursi di parlemen,’’ kata Ketua Umum PPP Suryadharma Ali (SDA) saat Harlah PPP ke-39 di Istora, Jakarta, Ahad (19/2).
Menurut SDA, inilah yang memotivasi PPP agar ambang batas parlemen atau parliamentary treshold tidak terlalu tinggi yang menyebabkan hilangnya puluhan juta suara rakyat dalam Pemilu. PPP juga ingin semuanya proposional agar tidak terjadi pembelotan aspirasi. ‘’Karenanya angka 2,5 persen paling akomodatif dan ideal,’’ tegas SDA yang juga Menteri Agama RI, itu.
Dijelaskan SDA, menaikkan PT hanya akan mengingkari dan menghilangkan suara dari puluhan juta rakyat Indonesia. Di samping itu, PPP juga memertimbangkan berapapun PT yang diputuskan nanti sebagai persyaratan pencalonan presiden dan wakil presiden. Dengan demikian, PPP yakin rakyat banyak pilihan dan tidak tersandera pada pilihan partai politik dominan yang kadang memunculkan hal yang tidak sesuai dengan kehendak bangsa.
Ia menegaskan lagi, alokasi tiga hingga sepuluh suara per Dapil adalah batas optimal sistem proporsional yang sudah digariskan tegas dalam UUD 1945.
PPP berharap UU pemilu meneguhkan sistem pemilu proporsional terbuka. ‘’Karena, memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada rakyat memilih siapa wakil yang dikehendakinya,’’ ungkapnya.
Dia menjelaskan kalau sistem proporsional tertutup akan mereduksi kebebasan interaksi rakyat dengan wakilnya. ‘’Itu hanya akan membuat rakyat membeli kucing dalam karung,’’ tegasnya. “Karena mendelegasikan potensi calon dari sistem oligarki yang belum belum tentu tepat,’’ ujarnya.
SDA menegaskan, dalam suatu negara dengan sistem demokrasi pasti akan timbul kegaduhan. Namun, tegasnya, kalau kegaduhan yang dibuat-buat, itu adalah kepentingan sesaat yang dirongrong ego pribadi.
‘’PPP serukan seluruh parpol untuk jaga kondusivitas iklim politik nasional,’’ katanya. Nah, lanjut dia, kalaupun kegaduhan masih terjadi tahun ini, itu semua harus dibatasi dalam rangka pendidikan politik dan demokrasi.
Tak Semata Kejar Suara
PPP juga meneguhkan diri sebagai rumah besar umat Islam yang menghimpun seluruh kekuatan politik Islam di Indonesia yang tersebar di berbagai elemen.
SDA menegaskan, sampai saat ini belum semua partai politik yang berbasis Islam mewujudkan diri menjadi sebuah kekuatan besar.
Ia mengatakan, sebagai rumah besar, PPP berkeyakinan bahwa Islam sebagai syariat akhir yang diturunkan Allah kepada manusia, adalah kebenaran mutlak yang mengandung tuntunan universal yang menebar kasih sayang rahmatan lil alamin. ‘’Saya mengajak pimpinan Parpol untuk duduk bersama dengan kesetaraan, menyingkirkan perbedaan,’’ katanya.
Ia menegaskan, ribuan perkataan bisa terlempar untuk menciptakan perbedaan. Tapi, tegas dia, satu tindakan saja sudah cukup untuk memberikan kesan kepada umat bahwa mereka punya pemimpin yang berjiwa besar. ‘’Perjuangan politik bukan hanya untuk dapat suara dalam pemilu. Namun lebih dari itu. Gunakan setiap kursi yang didapat untuk mewarnai arah pembangunan legislasi nasional,’’ katanya.
Dia menegaskan sia-sia terpecah belah dalam institusi parpol hanya untuk meraih suara yang tidak membuahkan hasil dalam kursi parlemen di semua tingkatan. ‘’Perjuangan konstitusional lebih ditentukan oleh banyaknya kursi,’’ ujarnya. Ribuan kader PPP menghadiri acara harlah. Massa datang dari berbagai daerah di negeri ini. Nuansa hijau menghiasi Istora Senayan.
Selain, Suryadharma hadir juga Wakil Ketua MPR Fraksi Lukman Hakim Saefudin, pada duta besar negara sahabat serta sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II.
Insiden kecil terjadi. Di saat acara baru saja usai menyanyikan lagu mars PPP, tiba-tiba sebuah panggung yang dipenuhi para wartawan, roboh. Kendati tidak ada korban luka, namun kejadian itu cukup mengundang perhatian para massa.
Sontak saja, awak media yang berdiri di atas berhamburan lari. Namun, jalannya acara tidak terganggu.(boy/izl)