Ridwan Kamil Gabung Golkar, Pengamat Sebut Itu Hak Politik

Politik | Jumat, 20 Januari 2023 - 19:15 WIB

Ridwan Kamil Gabung Golkar, Pengamat Sebut Itu Hak Politik
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto didampingi jajaran pimpinan secara resmi menerima Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Kang Emil) sebagai Kader Partai Golkar pada Rabu, 18 Januari 2023. (DOK PARTAI GOLKAR)

BAGIKAN



BACA JUGA


DEPOK (RIAUPOS.CO) -- Analis Sosial Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Direktur Eksekutif Center for Social Politik Economi and Law Studies (CESPELS), Ubedilah Badrun turut berkomentar terkait bergabungnya Ridwan Kamil alias Kang Emil ke Partai Golkar.

Ubedilah menilai secara politik sah-sah saja Ridwan Kamil masuk partai politik apa pun, termasuk bergabung dengan Partai Golkar. "Boleh-boleh saja Ridwan Kamil masuk partai apa pun. Itu hak politik Ridwan Kamil," ucapnya saat dihubungi JPNN.com, Jumat (20/1).


Dalam catatannya, pada dua kali pemilu yaitu Pemilihan Wali Kota Bandung dan Pilgub Jawa Barat, Ridwan Kamil tidak masuk partai politik untuk mendapatkan jabatan wali kota dan Gubernur Jawa Barat. "Tetapi dia berhasil menggunakan partai politik untuk membuatnya mengalami mobilitas vertikal menjadi wali kota dan gubernur. Kang Emil sadar betapa kuatnya peran partai politik saat itu dan kini semakin besar perannya," tuturnya.

Ubedilah menjelaskan kesadaran atas kuatnya peran partai politik dalam menentukan kebijakan, membuat Ridwan Kamil berpikir untuk masuk partai politik dan pilihanya jatuh kepada Partai Golkar.

"Selain itu, dinamika dan mungkin tekanan dari partai politik dalam memimpin Jawa Barat dan dalam dinamika politik menuju 2024 membuatnya berkesimpulan bahwa untuk menuju 2024 tidak mungkin tanpa kejelasan masuk partai politik," jelasnya.

Terkait berpindah-pindah dukungan dari Gerindra, PKS saat wali kota, menjadi Nasdem, PKB, PPP saat menang Pilgub Jawa Barat, Ubedilah menilai hal itu merupakan sikap inkonsistensi dari Ridwan Kamil.

"Itu fakta politik Ridwal Kamil. Kalau kemudian saat ini merapat ke Partai Golkar, itu secara ideologis bisa disebut inkonsistensi seorang Ridwan Kamil," ungkapnya.

Di sisi lain, hal itu menunjukkan konsistensi cara dirinya untuk merebut hati partai politik, apa pun bisa dia lakukan demi untuk mendapat dukungan partai politik. "Ini yang disebut menjalankan politik pragmatis. Secara publik, saya kira biarlah rakyat menilai model politiknya Ridwan Kamil," pungkasnya.

Sumber: Jpnn.com
Editor: Rinaldi

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook