JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar, Idrus Marham, menyebut Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-56 Partai Golkar merupakan momentum konsolidasi kekutan kader di seluruh Indonesia.
Idrus yakin, Golkar akan memenangkan serangkaian kontestasi daerah dan nasional, karena ditopang oleh kader, sistem dan kepemimpinan yang kuat.
“Di ulang tahun Golkar ke-56 ini, saya memberikan kado spesial, berupa buah pemikiran. Saya sudah menulis buku setebal 400 halaman, di dalamnya ada kata sambutan dari Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, dan akan saya serahkan kepada Ketua Umum Partai Golkar saat peringatan HUT Golkar," ujar Idrus melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (19/10/2020).
Idrus menambahkan, dalam buku bertajuk Karya Kekaryaan, Hakikat Doktrin Kampanye Permanen Partai Golkar itu, dirinya menguraikan secara gamblang tentang doktrin partai yang konsisten menjadikan karya kekaryaan sebagai gerakan dalam membangun dan menjalankan organisasi.
“Hakikat Partai Golkar adalah karya kekaryaan. Tema ini perlu kita angkat, menjadi landasan seluruh kader dalam membangun partai,” tegas mantan Menteri Sosial ini.
Lebih lanjut, Idrus mengatakan, buku tersebut juga menguraikan faktor-faktor yang melatarbelakangi dan situasi kelahiran Partai Golkar. Pertama, ungkap dia, Golkar lahir sebagai respon terhadap ideologi komunis yang ingin mengubah ideologi Pancasila. Kedua, kelahiran Golkar terjadi di tengah persaingan elite-elite politik, yang saat itu memperebutkan kekuasaan hingga kondisi negara terpuruk.
Ketiga, lanjut dia, Golkar lahir saat kondisi perekonomian nasional terpuruk, serta carut marut kondisi sosial, hukum, dan budaya di tengah masyarakat. Terakhir, Golkar lahir untuk memberikan karya-karya besar, menjadi solusi nyata dalam mengisi kemerdekaan dan pembangunan.
“Golkar lahir atas dasar itu, Karya Kekaryaan. Karenanya, Karya Kekaryaan ini menjadi doktrin, disebarkan sebagai virus kebaikan kepada seluruh kader kemudian menyebar ke seluruh lapisan masyarakat di Tanah Air,” tandas dia.
Laporan: Yusnir (Jakarta)
Editor: Hary B Koriun