JAKARTA (RP) - Sosiolog dari Universitas Indonesia (UI), Thamrin Amal Tamagola mengatakan elit politik yang saat ini bertengger di hampir seluruh partai politik di Indonesia merupakan produk Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto.
Termasuk di Partai Demokrat yang saat ini berkuasa, kata Thamrin, para elitnya juga tidak bisa dilepaskan dari produk Orde Baru. Demikian juga di PDIP, hingga kini pada pos-pos penting ditempati oleh politisi berstatus indekos. Aslinya mereka itu bukanlah kader PDI-P.
‘’Elit Partai Demokrat, Hanura, PAN dan lain-lainnya, tidak bisa dilepaskan dengan Orde Baru,” kata Thamrin Amal Tamagola, di gedung Nusantara IV, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (17/9).
Sebagai produk politik Orde Baru di saat reformasi berlangsung, menurut Thamrin, semua kadernya tiarap dan menghindar dari kejaran masyarakat yang menuntut perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara.
‘’Tapi begitu masyarakat mulai tenang, mereka mekar dan eksis lagi. Fenomena inilah salah satu penyebab reformasi tersendat-sendat karena para anak didik Soeharto itu kembali dalam panggung politik nasional tanpa rasa bersalah,” tegas Thamrin.
Salah satu diantara anak didik Soeharto itu adalah mantan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung.
‘’Akbar Tandjung tercatat satu-satunya anak didik Soeharto yang berhasil menyelamatkan Partai Golkar dari kemarahan masyarakat di saat reformasi memuncak di negeri ini,” tegas Thamrin.
Terkait dengan mencuatnya aspirasi agar kepala daerah dipilih oleh DPRD, Thamrin mengingatkan agar aspirasi tersebut diwaspadai karena berpotensi mengeleminir suara rakyat di daerah sebagaimana yang terjadi selama 32 tahun Soeharto berkuasa.
‘’Kalau DPRD pilih kepala daerah, ini berbahaya sekali karena melanggar prinsip dasar demokrasi yaitu kedaulatan berada di tangan rakyat, bukan di tangan DPRD,” ujar Thamrin Amal Tamagola.(fas/jpnn)