POLITIK

Status Tersangka, Tetap Dilantik

Politik | Kamis, 18 Februari 2016 - 10:29 WIB

SURABAYA (RIAUPOS.CO) - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo memilih hadir di pelantikan 17 kepala daerah di Jawa Timur. Dia hadir pada pelantikan gelombang II. Tepatnya saat Tri Rismaharini –Whisnu Sakti Buana yang diusung PDIP dilantik di Gedung Grahadi, Surabaya.

Meski begitu, Tjahjo yang didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Anung itu menolak dianggap pilih kasih. Dia hadir di Jawa Timur bukan karena ada Risma-Whisnu. ”Tapi karena total pelantikan di Jawa Timur termasuk paling banyak,’’ ujarnya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Pelantikan gelombang pertama dan kedua berlangsung lancar. Pada gelombang pertama, sembilan kepala dan wakil kepala daerah dilantik. Dari jumlah itu, pasangan Bupati dan Wakil Bupati Trenggalek menyedot perhatian pengunjung. Utamanya Wakil Bupati Trenggalek yang mendapat rekor Muri sebagai wabup termuda di Indonesia.

Pelantikan gelombang II juga berlangsung demikian. Pelaksanaan pelantikan yang berjalan mulus itu karena pilkada Jatim tidak  ada yang bersengketa. Selain itu, masing-masing pasangan calon tidak ada yang bermasalah.

Berbeda dengan beberapa daerah di luar Jawa Timur. Seperti Wali Kota terpilih Gunung Sitoli, Sumatera utara Lakhomizaro Zebua. Dia menjadi tersangka kasus korupsi pengadaan barang di RSUD Nias tahun 2013. Total kerugian negara mencapai Rp5,12 miliar.

Lalu, bupati terpilih Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, Marthen Dira Tome. Dia ditetapkan KPK sebagai tersangka dalam kasus korupsi di Dinas pendidikan, pemuda dan olahraga provinsi NTT pada 2007. Nilai kerugiannya mencapai Rp77 miliar.

Kepala daerah yang ditetapkan tersangka lainnya adalah bupati tepilih Ngada, Nusa Tenggara Timur Marianus Sae. Dia menjadi tersangka kasus penutupan Bandara Trerelo Soa. Kemudian, bupati terpilih Maros, Sulawesi Selatan Hatta Rahman. Dia ditetapkan sebagai tersangka pada 2011 lalu.(riq/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook