JAKARTA (RP)- Dinamika di internal Partai Demokrat belum akan reda, hingga beberapa bulan kedepan. Forum Pendiri dan Deklarator Demokrat yang dimotori mantan Sekjen DPP PD Ventje Rumangkang berancang-ancang mengadakan pertemuan lebih besar pada akhir Agustus 2012.
‘’Kami rencanakan, minimal tiga ribu orang yang nanti akan hadir,’’ ujar Ventje, Sabtu (16/6). Menurutnya, ribuan orang dari seluruh Indonesia itu murni merupakan para pendiri Demokrat, mulai dari tingkat pusat hingga kabupaten/kota. Mereka, lanjut anggota Dewan Pembina Demokrat itu, merupakan tokoh-tokoh yang sudah memutuskan meninggalkan partai yang dibidani SBY tersebut. Sebagian besar sudah menarik diri sejak 2005. ‘’Kami bisa rangkul lima persen saja dari mereka, elektabilitas Demokrat akan naik lagi,’’ ujarnya.
Seiring dinamika di internal Demokrat pasca tersangkutnya sejumlah petinggi partai dalam kasus suap proyek wisma atlet dan Hambalang, Ventje bersama sejumlah politisi Demokrat menginisiasi pendirian Forum Pendiri dan Deklarator. Ia jadi ketua umumnya dan Ketua Departemen Perekonomian DPP PD Sutan Bhatoegana yang jadi sekjennya.
Keberadaan forum ini direstui SBY. Setidaknya itu tergambar dari hadirnya SBY di kegiatan pertama forum di Hotel Sahid, 13 Juni lalu.
‘’Tujuan kami mengumpulkan lagi para pendiri bukan untuk apa-apa, hanya sekadar ingin membangun citra partai yang makin terpuruk,’’ kata Ventje.
Keberadaan forum pendiri itu diakui atau tidak telah jadi pemantik menghangatnya suhu internal Demokrat. Pada acara di Hotel Sahid yang tak dihadiri Ketua Umum DPP PD Anas Urbaningrum saat itu, SBY sempat memberi peringatan keras pada kader Demokrat yang berperilaku menyimpang. Mereka yang terlibat korupsi, diminta mundur. Dari situlah kemudian berkembang lagi sejumlah desakan agar Anas yang namanya ikut terseret-seret dalam perkara korupsi Hambalang untuk juga ikhlas mundur, atau setidaknya nonaktif.
Anas kemudian menjawab berbagai dinamika di partainya dengan cara unik. Ia mengumpulkan para pengurus DPP PD untuk diajak nonton bersama film Soegija, di Plaza Senayan, Jakarta. Anas menyebut pertemuan itu juga merupakan bentuk konsolidasi partai. Terpisah, di luar kelompok yang mendorong petinggi Demokrat yang terseret-seret perkara korupsi mundur dari partai, suara lain atas peringatan keras SBY mulai muncul. Di antaranya, dari sekretaris Departemen Perbankan DPP Demokrat Achsanul Qosasi. Ia mengajak seluruh pihak untuk memaknai pernyataan SBY dengan bijak.
Menurut Achsanul, pernyataan SBY tak hanya ditujukan bagi mereka yang terlibat korupsi. ‘’Tapi juga yang tidak berkata santun dan tidak bersikap cerdas dalam aktualisasi pembesaran partai (juga harus mundur),’’ tegasnya. Ia menyatakan, sejumlah kader Demokrat juga telah disorot sebagai kader yang tak santun.(jpnn/ksm)