ANDI ARIEF MENCUIT LAGI

Setelah Setan Gundul, Kini Ulat Bulu dan Buaya Manjat

Politik | Jumat, 17 Mei 2019 - 21:49 WIB

Setelah Setan Gundul, Kini Ulat Bulu dan Buaya Manjat
Andi Arief.

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Politisi Partai Demokrat Andi Arief kembali melakukan cuitan dengan istilah-istilah baru. Setelah sebelumnya menggunakan kata jenderal kardus dan setan  gundul, kini Andi Arief menggunakan istilah ulat bulu danbuaya manjat dalam  cuitannya.

Di cuitan itu Andi Arief  bersuara dan melontarkan sindiran. Kali ini, ia bicara soal kekalahan dalam sebuah kompetisi pemilihan umum. Kendati tak secara jelas kepada siapa sindiran itu ditujukan, tapi dia mengindikasikan membalas cercaan yang ditujukan kepada Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Kogasma Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Orang dekat keluarga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mengaku, baru pemilu kali ini ada calon yang kalah, bukan lantaran kalah suara. ’’Sepanjang pemilu yang pernah ada, baru kali ini nasib atau kekalahan calon disebabkan tokoh lain yang tidak ikut berkompetisi,’’ cuitnya di akun @AndiArief__, Jumat (17/5/2019).

Andi Arief juga sepertinya menyindir pihak-pihak yang selama ini menganggap Ketua Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai pengkhianat koalisi Prabowo-Sandi.

’’Bahkan anak tokoh lain itu juga disalahkan. Sedemikian lemahkah calonmu?’’ sindirnya.

Sebaliknya, Andi Arief menyebut bahwa ’’kekalahan’’ tersebut tidak lain dari buah calon yang dijagokan. ’’Ini perang calonmu. Bukan perang orang lain. Salahkan calonmu kalau tidak sanggup berperang,’’ sindirnya lagi.

Seperti mengulangi peristiwa ’’jendral kardus’’, Andi Arief pun kembali mengungkap situasi saat dipilihnya Sandiaga Uno oleh Prabowo Subianto. ’’Perang itu merangkul yg bisa membawa kemenangan, bukan merangkul yang punya uang,’’ tulisnya.

’’Demikian petuah ini buat para ulat bulu dan buaya manjat,’’ tegasnya.

Ia juga lantas melontarkan saran agar tak usah menyalahkan orang lain atas kekalahan dalam sebuah pemilu. Sebalikya, ia menyarankan untuk melampiaskan kemarahan dan cemooh kepada jagoannya sendiri.

’’Marah dan umpatlah calonmu yang menjadi sumber kakalahan ini. Itulah cara move on,’’ katanya. Andi Arief juga menegaskan, adalah sebuah kesalahan jika melontarkan umpatan dan amarah kepada SBY dan AHY atas sebuah kekalahan.

’’Selama salah alamat umpatan mu -pada SBY dan AHY- maka hidupmu semakin sempit di dalam ruang yang sudah sempit,’’ ingatnya.

Karena itu, Andia Arief menyarankan agar banyak belajar kepada SBY dan AHY serta Demokrat. ’’Tidak jumawa saat SBY menang dua pilpres, tidak patah saat AHY kalah di Pilgub DKI,’’ tutupnya.(ruh)

Sumber: Pojoksatu
Editor: Fopin A Sinaga









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook