JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Wakil Ketua DPR Fadli Zon membuka Focus Group Discussion (FGD) “Election System in Indonesia” serta kunjungan resmi Delegasi Pemantau Pemilu 2019, di gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/4).
Pemantauan pemilu itu akan dilakukan oleh sejumlah delegasi dari berbagai organisasi dan negara di dunia pada 15-19 April 2019.
Para delegasi itu antara lain Deputy Speaker of the House of Reprsentatives of Malaysia, Mr Nga Kor Ming, anggota parlemen Malaysia Mr. Hasan Abdul Karim, member of the Senate the Pakistan Senator Muhammad Asad Ali Khan Junejo, member of Pakisan National Assembly Mr. Muhammad Basir Khan, member of Turkish Grand National Assembly Mr. Adnan Gunnar, PUIC Secretay General Ali Asghar Mohammadi Sijani, Secretary of Executive Committe GOPAC Mr. John Hyde, anggota WFP Sir Simon Burns, Sekretariat Parlemen Rusia (DUMA) Ms. Anzhelika Butaeva, dan Mr. Mikhail Davydov, dan perwakilan dari kedutaan besar beberapa negara sahabat di Indonesia.
Berpidato dalam bahasa Inggris saat membuka FGD, Fadli menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, setelah Amerika Serikat dan India.
Fadli juga menjelaskan Indonesia berpenduduk 269 juta jiwa, memiliki belasan ribu pulau, dan hidup damai dalam demokrasi. Menurut Fadli, Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Indonesia juga hidup rukun dan damai di tengah keberagaman suku, agama, bahasa, budaya dan lainnya.
Dalam kesempatan itu, Fadli mengatakan bahwa pemilu yang akan digelar Indonesia Rabu 17 April 2019 besok, merupakan salah satu perhelatan besar di dunia. Oleh karena itu, kata dia, pimpinan DPR mengundang berbagai organisasi dunia untuk memantau jalannya pemilu serentak ini.
Menurut Fadli, hal ini juga sebagai upaya dari pimpinan DPR untuk menyukseskan Pemilu 2019. “Kami mengundang untuk mengamati proses demokrasi di Indonesia,” katanya.
Dia menegaskan, ini merupakan pemilu serentak pertama yang digelar dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan 1945. Pemilu kali ini diikuti 16 partai politik nasional, dan empat partai lokal di Aceh. Selain itu, ada dua calon presiden dan wakil presiden yang didukung oleh koalisi partai politik.
“Ini adalah salah satu momen demokrasi terbesar di dunia. Ini merupakan pemilihan presiden dan legislatif serentak yang pertama kali digelar di Indonesia,” kata Fadli.
Dia menuturkan, pemilu kali ini tentu berbeda dengan yang pernah digelar sebelumnya. Karena itu, Fadli berharap pemilu kali ini bisa menjadi pelajaran dan informasi penting kepada dunia.
“Kami mengundang organisasi parlemen dunia untuk memantau pemilu kami. Kami ingin menunjukkan kepada anda proses demokrasi di Indonesia. Kami memberikan kesempatan untuk mempelajari sistem dan mekanisme pemilu di Indonesia,” katanya.(boy)
Sumber: JPNN.com
Editor: Deslina