PEKANBARU (RP) - Lengsernya Indra Mukhlis Adnan dari jabatan Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Riau bukanlah merupakan tindakan untuk menzalimi Indra. Sebab, sepanjang karir politiknya di Riau, Golkar telah menggiringi Indra hingga berhasil dalam menggapai beberapa posisi strategis. Demikian diungkapkan Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Kampar Ahmad Fikri kepada Riau Pos di kantornya, Senin (15/10).
‘’Golkar tidak pernah menzalimi Indra. Kita lihat saja, Indra dua kali menjadi bupati dan pernah menjadi anggota DPRD Riau, semua itu tidak lepas dari Partai Golkar. Jadi kalau sekarang terjadi dinamika politik, jangan lah dianggap menzalimi,’’ tegas Fikri.
Fikri mengatakan bahwa Indra memang sudah turut berjasa membesarkan Golkar di Riau, akan tetapi apa yang diperolehnya dari Golkar sejauh ini sudah sangat besar. Oleh sebab itu, Fikri berharap kepada Indra agar legowo menerima keputusan partai.
‘’Keputusan DPP sudah melalui mekanisme yang ada, jadi sebaiknya dihormati saja,’’ ujarnya.
Menurut Fikri, apa yang dilakukan DPD II dan DPP semata-mata untuk kepentingan partai yang lebih besar ke depan. Dalam waktu dekat, ada agenda partai yang lebih besar yakni Pemilukada Riau dan Pemilu 2014, sementara partai melihat Indra tidak konsentrasi mengurus partai.
Semestinya, ujar Fikri, ketika partai memberikan amanah kepada seseorang sebaiknya dijalankan dengan penuh tanggung jawab.
‘’Ini juga menjadi pelajaran bagi kader partai yang lain, bahwa amanah itu harus dijalankan dengan sebaik-baiknya,’’ pesannya.
Fikri melihat dicopotnya Indra bukan karena partai tidak ingin ia maju pada Pemilihan Gubernur Riau nanti. Fikri mengakui bahwa DPD II Partai Golkar Kampar termasuk satu dari 9 DPD II yang mengajukan Musdalub. Dengan telah terbitnya SK DPP tersebut, Fikri berharap Musdalub dapat digelar secepatnya.
‘’SK DPP sudah ada, kita harus menjalankan amanah itu, kita harap sesegera mungkin Musdalub dapat digelar,’’ ungkapnya.(rio/yud/why/fat/ila)